Wamena, Jubi – Kontak senjata antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada 15 Juni 2025 di Kampung Aruli, Desa Yeleas, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, mengakibatkan jatuhnya dua korban jiwa dan memicu gelombang pengungsian sekitar 600 warga ke Gereja Yeriko, Halihalo.
Insiden kontak tembak yang terjadi sejak pukul 11.00 hingga 01.00 WIT itu menewaskan Mesak Asipalek (45), seorang warga sipil, akibat luka tembak di bagian kepala, serta anggota TPNPB bernama Prek Sarera. Peristiwa tersebut menimbulkan ketakutan di kalangan warga, menyebabkan seperempat dari total populasi Distrik Tangma mengungsi ke dalam kompleks gereja.
Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) yang dipimpin oleh pembela hak asasi manusia Theo Hesegem, membentuk tim investigasi dan melakukan pemantauan lapangan sejak 17 Juni. Rombongan Hesegem berangkat menuju lokasi pengungsian dan lokasi kejadian konflik untuk menghimpun informasi serta memastikan kondisi masyarakat sipil.
Saat tiba di Halihalo, tim mendapati ratusan warga dari tiga jemaat—Halihalo, Aleng, dan Puno—menempati Gereja Kemah Injil Kingmi Jemaat Yeriko sebagai tempat pengungsian darurat. “Kami jadikan ruangan gereja sebagai tempat tidur karena masyarakat sangat ketakutan,” kata Pdt. Reki Asipalek, Sekretaris Klasis Tangma.
Dalam pertemuan dengan warga, Theo Hesegem menekankan pentingnya ketenangan dan keberanian untuk tetap berkegiatan seperti biasa, meski tetap berhati-hati terhadap potensi tembakan. “Masyarakat bebas berkebun, tetapi harus waspada. Jika TNI melakukan tindakan brutal, semua jemaat kumpul di halaman Kantor Klasis,” katanya.
Selama pemantauan, tim juga mengunjungi Kampung Lik Ima, yang disebut sebagai lokasi persembunyian Egianus Kogeya, pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama-Darakma. Namun menurut hasil investigasi, Kogeya dan kelompoknya tidak lagi berada di lokasi tersebut. Di halaman rumah warga, tim menemukan 13 pohon ganja yang kemudian dicabut dan diserahkan kepada Polres Jayawijaya sebagai barang bukti.
Tim juga mendapati beberapa barang bukti penting di lokasi konflik di Aruli dan Halihalo:
- Selongsong peluru dari kedua belah pihak
- Honai yang diduga menjadi tempat menginap TPNPB
- Rumah warga yang tertembak
- Lokasi kremasi dua korban jiwa
- Empat proyektil peluru yang tertanam di halaman Gereja Yeriko
Menurut laporan tim investigasi, pada 18 Juni, penembakan kembali terjadi dari arah pos TNI di Gunung Ongolo, mengarah ke kawasan pengungsian Gereja Yeriko. Masyarakat menandai lokasi jatuhnya peluru dengan menanam kayu sebagai penanda, yang kemudian digali dan ditemukan proyektilnya oleh tim.
Saat kembali dari pemantauan, tim YKKMP dihentikan oleh anggota TNI di Gunung Ongolo. Kendaraan tim digeledah dan ditemukan selongsong serta proyektil peluru yang sebelumnya diambil sebagai bukti. Selain itu, tim juga menunjukkan tanaman ganja yang dicabut dari Lik Ima.
Theo Hesegem menegaskan bahwa keberadaan timnya bukan untuk berpihak, melainkan untuk memastikan keselamatan warga sipil. “Saya datang sebagai pembela HAM dan anak asli Tangma. Saya ingin masyarakat tidak panik dan tetap tinggal di kampung sendiri,” ucapnya. Ia juga menegaskan dirinya merupakan Ketua Forum Pemberantasan Miras dan Narkoba Papua Pegunungan, sehingga pengambilan barang bukti ganja dilakukan secara legal.
Laporan sementara hasil pemantauan ini telah dikirimkan kepada Presiden Republik Indonesia, Panglima TNI, Kementerian HAM RI, Komnas HAM, serta lembaga internasional termasuk pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dokumentasi berupa foto dan video juga disertakan, termasuk proyektil dan selongsong peluru, lokasi keberadaan TPNPB, dokumentasi lapangan bersama Danpos Kurima dan personel TNI dan dokumentasi tanaman ganja yang ditemukan. (*)
Rangkaian kronologis pemantauan:
- 15 Juni 2025 – Kontak senjata di Kampung Aruli, menewaskan dua orang.
- 16 Juni 2025 – Tembakan balasan menghambat keberangkatan tim YKKMP.
- 17 Juni 2025 – Tim kunjungi pengungsi di Halihalo dan bertemu warga di Kantor Klasis Tangma.
- 18 Juni 2025 – Penembakan dari arah Gunung Ongolo mengarah ke tempat pengungsian.
- 18–19 Juni 2025 – Investigasi lokasi kejadian, kunjungan ke Kampung Lik Ima, dan penggalian proyektil di halaman gereja.

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!