Jayapura, Jubi – Dukungan Uskup Metropolitan Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN), dinilai sebagai bentuk tindakan menjual tanah adat kepada penguasa.
Disebutkan bahwa pada akhir September lalu, Uskup Merauke mendukung penguasa dan perusahaan terhadap PSN di Kampung Wanam dan Wogekel, Distrik Ilwayab, Merauke, Papua Selatan.
“Dukungan Uskup sebagai tokoh publik ini, kami nilai sama halnya dengan menjual tanah atas nama gereja Katolik kepada penguasa dan perusahaan,” kata Stenly Dambujai dan Kristinus Dogopia, melalui siaran pers kepada Jubi di Jayapura, Papua, Rabu (23/10/2024).
Stenly Dambujai dan Kristinus Dogopia, yang menamakan diri sebagai perwakilan “Suara Kaum Awam Katolik Papua”, memrotes keras dukungan Uskup Merauke terhadap penguasa atas nama PSN.
Mereka beranggapan bahwa Uskup Merauke menggunakan tahta keuskupan dan kewenangannya sebagai uskup dan pemimpin Gereja Katolik, untuk memberikan legitimasi kepada penguasa dan perusahaan, tanpa mempertimbangkan suara hati umatnya.
Uskup Mandagi, demikian siaran pers tersebut, seharusnya mengikuti Paus Fransiskus, yang mengajak umat manusia di dunia, untuk melawan ancaman pemanasan global.
Gereja Katolik secara institusi, demikian siaran pers tersebut, mempunya kewajiban moral untuk berbicara, bahkan membela hak-hak umat manusia, termasuk umat di Kampung Wanam dan Ilwayab.
“Umat di sini juga tidak pernah memberikan legitimasi kepada Uskup Mandagi agar dia memberikan legitimasi kepada penguasa dan perusahaan, untuk menghilangkan sumber kehidupan masyarakat yang melekat pada tanah dan hutan adat,” demikian siaran pers tersebut.
Bahkan dukungan Uskup Merauke terhadap PSN dianggap melukai hati umat, dan mosi tidak percaya terhadap pimpinan Gereja Katolik di Tanah Papua.
Dukungan Uskup Merauke juga dianggap memperlihatkan wajah baru Gereja Katolik di Tanah Papua. Sebab jarang misionaris atau pimpinan Gereja Katolik mengeluarkan pernyataan kontroversial, yang mendukung penguasa dan perusahaan perampas tanah adat.
Dukungan Uskup Merauke terhadap PSN juga dinilai melunturkan suara kenabian Gereja.
“Ajaran Sosial Gereja yang diharapkan dapat menyentuh orang-orang yang membutuhkan pertolongan, bukan lagi dipandang sebagai kebutuhan dan kepedulian bagi gereja (pemimpin gereja setempat). Upaya Mandagi pada belakangan ini cukup mencemaskan umat. Umat semakin tidak percaya Gereja dengan pernyataan, sikap, dan keberpihakan gereja yang terkesan lebih mendukung orang yang berkuasa dan memiliki modal ketimbang masyarakat biasa.”
“Ini membuat umat di sini semakin ragu dan tidak percaya terhadap Gereja Katolik di Merauke ini. Karena pemimpin Gereja tidak menunjukkan kepedulian terhadap domba-domba kecil di Kampung Wanam dan Wogekel, Distrik ilwayab, Merauke, Papua Selatan.”
Maka dari itu, “Suara Kaum Awam Katolik Papua” memrotes dukungan Uskup Merauke, dengan melakukan aksi mingguan pada 20 Oktober lalu di Gereja Katolik Paroki Kristus Terang Dunia Waena, Kota Jayapura, Papua.
Sebanyak 15 pamflet dijejerkan di jalan masuk menuju gereja. Aksi ini diharapkan mendapatkan dukungan umat Katolik di Tanah Papua, khususnya di paroki ini, untuk bersolider bersama “Suara Kaum Awam Katolik Papua”, yang dipelopori Stenly Dambujai dan Kristinus Dogopia. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!