Jayapura, Jubi – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dilaporkan telah menembak mati dua anggota militer Indonesia di Puncak Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom melalui siaran pers kepada Jubi di Jayapura, Papua, Jumat (27/9/2024) mengatakan, manajemen markas pusat Komnas TPNPB menerima laporan resmi dari Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayor Lekagak Telenggen pada Kamis (26/9/2024), sekitar pukul 21:00 WP. Bahwa Mayor Lekagak Telenggen bersama pimpinan Kodap Yambi Jonib Enumbi telah menembak dua pasukan militer Indonesia di Puncak Jaya hingga tewas, Kamis siang.
“Dan dalam laporan lebih lanjut Mayor Lekagak Talenggeng bersama Kodap Yambi, Jonib Enumbi siap bertanggung jawab dalam penyerangan tersebut, yang mengakibatkan dua pasukan militer pemerintah Indonesia tewas setelah mengalami luka tembak,” kata Sambom.
Sebby Sambom tak merinci dua korban militer yang tewas, apakah anggota TNI atau Polri.
Namun, dalam sebuah situs berita lokal Seputarpapua.com disebutkan, bahwa seorang anggota polisi dari Polsek Ilu, Polres Puncak Jaya bernama Bripda K, dilaporkan tewas ditembak di Distrik Waegi, Puncak Jaya, Kamis, sekitar pukul 5 sore.
Dilaporkan bahwa korban ditembak saat melakukan perjalanan di sekitar Kali Mapa, Distrik Waegi, menuju Distrik Ilu.
Terkait dengan penyerangan tersebut, lanjut Sambom, Mayor Lekagak Telenggen juga mengatakan bahwa seluruh pasukan TPNPB di 36 Komando Daerah Pertahanan atau Kodap di Tanah Papua, segera menyiapkan senjata dan amunisi untuk merebut kemerdekaan Papua.
“Kami dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB juga mengumumkan kepada seluruh masyarakat pribumi di Papua, bahwa tanah air adalah milik kita,” katanya.
Maka seluruh warga pribumi, lanjutnya, wajib mempertahankan tanah air Papua, dalam melakukan perlawan terhadap pemerintah Indonesia.
“Sebab pemerintah Indonesia datang ke Papua, hanya untuk merusak semua aspek kehidupan masyarakat pribumi, dengan mengambil alih seluruh hasil bumi dari emas, tembaga, nikel, besi. Bahkan mencuri hasil laut orang Papua keluar negeri, tanpa menjamin hak-hak masyarakat adat di tanah Papua,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!