Sentani, Jubi – Wahana Visi Indonesia secara resmi menutup Program Noken Papua. Program tiga tahun itu telah melakukan berbagai terobosan dan meningkatkan kerja sama antara pemerintah daerah dan organisasi gereja dalam mencegah dan menangani konflik sosial.
Hal itu katakan, Ketua Wahana Visi Indonesia, Eben Ezer Sembiring di Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Sabtu (11/1/2025). Eben mengatakan Program Noken Papua yang berlangsung sejak 2022 hingga 2024 dapat berjalan dengan baik karena kerja sama pemerintah daerah dan organisasi gereja dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi masyarakat, khususnya anak-anak.
“Kerukunan dan pesan lingkungan merupakan modal yang sangat penting bagi generasi penerus agar hidup sejahtera dan berkembang secara optimal,” kata Eben.
Eben mengatakan Program Noken Papua telah memberikan kesempatan bagi 648 pemuda, 432 perempuan, 878 tokoh agama dan tokoh adat, serta pemerintah daerah mengikuti pelatihan modul untuk membangun kerukunan. Dalam program itu, 41 orang telah dilatih sebagai fasilitator modul membangun kerukunan.
Selain itu, 81 orang telah dilatih agar lebih terampil menggunakan platform multimedia. Sejumlah 602 orang dilatih dan mendapatkan literasi digital.
Sejumlah 47 orang telah mengikuti pelatihan menjadi mediator untuk mediasi konflik sosial. Selama tiga tahun pelaksanaan, Program Noken Papua telah membentuk komite kerukunan di sembilan distrik yang tersebar di tiga kabupaten di Provinsi Papua.
“Wahana Visi Indonesia pada tahun ini memasuki usia 49 tahun di Papua, [melakukan berbagai] upaya menyejahterakan anak dan masyarakat. Kami bersyukur atas kerja dan pencapaian bersama dari berbagai pihak,” ujarnya.
Eben berharap dengan komite kerukunan yang telah terbentuk, para tokoh agama dan pemerintah daerah semakin bersinergi membangun kerukunan dan mencegah konflik konflik sosial berkembang menjadi kekerasan antara masyarakat. Ia mengatakan hal baik yang telah dibangun bisa ditindaklanjuti bersama, demi terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik dan lebih aman untuk membangun generasi penerus.
“Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada 4.300 orang yang berasal dari berbagai latar belakang, seperti pemuda, perempuan, tokoh masyarakat, serta pemerintah lokal di tingkat kabupaten dan distrik. Masyarakat dilibatkan dalam pelatihan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak,” katanya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Jayapura, Delila Giay mengatakan masyarakat yang semakin beragam memang membutuhkan inisiatif dan kesatuan hati berbagai pihak untuk mewujudkan Papua Tanah Damai. Pemerintah Kabupaten Jayapura memberikan apresiasi terhadap Program Noken Papua yang telah menjangkau 4.300 warga dan 408 organisasi, serta berkontribusi bagi kerukunan antar masyarakat di Papua.
“Program itu telah meningkatkan kapasitas [berbagai pemangku kepentingan], dan mewadahi kerja sama masyarakat sipil dan pemerintah lokal untuk bisa mencegah dan menangani konflik [sosial] secara konstruktif, agar konflik tidak berujung kekerasan yang berdampak merugikan,” ujarnya.
Giay mengatakan 12 Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jayapura dan tiga pemerintah distrik di Kabupaten Jayapura telah memperoleh peningkatan kapasitas yang diperlukan untuk menjaga ketertiban sosial dengan baik. “Pemerintah Kabupaten Jayapura berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan komite kerukunan tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta mendukung keberlanjutan sistem deteksi dini konflik dan rencana kesiapsiagaan bencana konflik sosial,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!