Jayapura, Jubi – Kepolisian Daerah atau Polda Papua menggelar kebaktian kebangunan rohani -KKR di Provinsi Papua, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Selatan dan Provinsi Papua Pegunungan, sebagai upaya menjaga kondusifitas dan keamanan serta menyukseskan Pilkada 2024 di Bumi Cenderawasih.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D. Fakhiri di Kota Jayapura, Jumat (15/6/2024) mengatakan kebaktian kebangunan rohani (KKR) melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), persekutuan gereja-gereja, pemerintah daerah, Forkopimda serta para tokoh di Tanah Papua.
“KKR ini telah dimulai dari Timika, Nabire, Serui, Kepulauan Yapen, Waropen, Biak, Wamena dan seterusnya hingga nanti di Merauke,” kata Fakhiri.
Fakhiri mengatakan, tahun ini Tanah Papua pertama kalinya menyelenggarakan Pilkada untuk pemilihan empat gubernur. Oleh karena itu, pelaksanaan KKR merupakan komitmen Polri dan TNI untuk menjalin komunikasi bersama pemerintah daerah, tokoh agama dan masyarakat untuk mensukseskan perhelatan agenda nasional.
“Melalui Pilkada kita akan memilih pemimpin rakyat untuk 5 tahun ke depan. Karena itu, mari kita sama-sama bergandengan tangan berdoa untuk keberhasilan Pilkada 2024 yang aman, lancar dan damai,” ujarnya.
Dalam upaya menjaga keamanan, Fakhiri mengajak seluruh masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan, perdamaian, dan kepentingan bersama serta berkomitmen memajukan Tanah Papua yang lebih baik.
“Pilihlah pemimpin yang bisa menciptakan kedamaian di masyarakat, seperti Tuhan memilih raja Daud. Pimpinan yang takut akan Tuhan akan bekerja untuk membangun dan mensejahterakan Tanah Papua,” katanya.
Kapolda Fakhiri juga mengapresiasi kerjasama yang baik antar pemerintah daerah, aparat keamanan, penyelenggara pemilu, dan masyarakat di seluruh Tanah Papua dalam rangka menjaga situasi yang kondusif.
“Setelah sukses Pilpres dan Pileg, kami (Polri) berharap Pilkada serentak 2024 di Tanah Papua juga dapat berjalan sukses. Mari kita buang pikiran pengkotak-kotakan suku, agama, ras dan lain sebagainya,” ajaknya.
Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Mimika (PGGM) Kabupaten Mimika, Pdt. Donald Salima menyampaikan, pihaknya percaya pelaksanaan KKR menjadi bagian dari semua peran tugas tahun lalu hingga sekarang untuk menciptakan atmosfir situasi damai di Papua yang tercinta.
“Kami harapkan pelaksanaan KKR bisa terus berlangsung, bukan saja sekarang tetapi juga di waktu-waktu yang akan datang. Dengan harapan Tanah Papua akan penuh damai, menjadi contoh bagi semua daerah di Indonesia,” kata Donald.
Bersatu hati menyatakan kedamaian di Papua
Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Kristen (PGGK) di Kabupaten Kepulauan Yapen, Pdt Kristiano Tanawani mengajak semua pihak untuk bersatu hati dalam menyatakan kedamaian di Tanah Papua, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan.
“Diperlukan tanggung jawab dan dukungan dari semua pihak agar Pilkada di Papua berjalan aman kondusif serta terhindar dari konflik dan perpecahan meskipun diwarnai perbedaan pandangan,” kata Kristiano, Selasa (11/6/2024).
Sementara itu, Penjabat Bupati Kepulauan Yapen Welliam R. Manderi berharap melalui KKR semakin memperkokoh sinergi antar pemerintah, masyarakat dan aparat keamanan dalam mewujudkan Pilkada damai. Secara khusus di Kepulauan Yapen, diperlukan tanggung jawab dan dukungan dari semua pihak, sebab Pemilu yang damai artinya berjalan aman kondusif serta terhindar dari konflik perpecahan.
“Salah satu komponen yang turut andil dalam mensukseskan Pilkada 2024 adalah denominasi gereja dan keagamaan. Untuk itu, mari kita bersama-sama bergandengan tangan, satu hati dalam menjaga keamanan di Papua,” kata Manderi.
3.980 Personel disiagakan amankan Pilkada Papua
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin mengatakan pihaknya telah menyiagakan sebanyak 3.980 personel polisi untuk mengamankan jalannya proses Pilkada di Bumi Cenderawasih.
Menurutnya, fokus pengamanan akan dilakukan di daerah rawan gangguan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), dan sejumlah titik vital di Papua.
“Kami dari Polda sudah siap dalam memberikan pelayanan keamanan untuk seluruh proses Pilkada di Papua,” kata Renwarin.
Menurutnya, ada beberapa provinsi di Tanah Papua seperti Papua Tengah dan Papua Pegunungan yang sangat menjadi atensi aparat keamanan. Mengingat pada saat pelaksanaan Pilpres dan Pileg 14 Februari 2024 tercatat kedua wilayah ini membutuhkan waktu paling lama untuk menyelesaikan perhitungan suara karena sesuatu dan lain hal.
“Kami masih menunggu perkembangan penyelenggara terkait tempat pemungutan suara berkurang atau bertambah. Hal ini sangat diperlukan untuk kami memetakan perbantuan pengamanan aparat keamanan. Intinya untuk pengamanan Polda Papua sudah siap,” ujarnya.
Diketahui, berdasarkan data intelijen, tingkat kerawanan pada pelaksanaan Pilkada serentak cenderung menengah-tinggi, lebih besar dari pada kerawanan Pemilu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden yang cenderung kecil-menengah.
Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya keberpihakan penyelenggara kepada salah satu pasangan calon, penyelenggara tidak taat regulasi, pasangan kepala daerah menjadi kompetitor pada saat Pilkada, hasil penghitungan suara tidak sesuai dengan kondisi riil di Tempat Pemungutan Suara (TPS), keberpihakan aparat keamanan kepada salah satu pasangan calon (Paslon), dan politik uang. (*)