Nabire, Jubi – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua melakukan pemantauan terkait kasus yang terjadi di kampung Idakebo, distrik Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah pada tanggal 13-14 Juli 2023 lalu.
Kesempatan itu pihak Komnas HAM beranggotakan empat orang di antaranya Johana Tukayo, kepala Sub Korbid Pemajuan HAM Komnas HAM Papua selaku koordinator tim, Yorgen Numberi Pemantauan Aktivitas HAM Komnas HAM Papua sekaligus anggota tim, Livand Breemer Kasubbag Umum Komnas HAM Papua sebagai anggota tim dan Nareky Kogoya selaku staf bagian umum juga sebagai anggota tim melakukan pertemuan khusus dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Dogiyai pada Selasa, (11/10/2023) turut hadir Asisten I Setda Nason Pigai bersama empat orang perwakilan dari Dinas Sosial, BPBD, Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Asisten I Setda Nason Pigai mengungkapkan bahwa serangkaian kasus yang melanda Dogiyai terus berasap dan berjatuhan korban nyawa berawal dari minuman keras (miras).
“Kami berani sampaikan bahwa dari kasus ke kasus di Dogiyai ini berawal minuman keras. Gara-gara miras palang jalan, gara-gara miras terjadi kecelakaan dan lainnya,” ujar Nason Pigai.
Pigai yang sering mengenakan pakaian adat suku Mee ‘Koteka’ ketika masuk ke kantor ini juga mengatakan bahwa penjualnya cukup beragam namun tak jauh dari orang-orang yang mengetahui kondisi Dogiyai.
“Ya saya buka-bukaan saja, penjualnya ada oknum TNI, ada juga Polisi, bahkan ada juga pegawai ASN yang tugas di Dogiyai dan juga masyarakat sendiri,” katanya.
Ia juga mengungkapkan terkait maraknya kebakaran kantor-kantor pemerintah yakni masyarakat merasa kesepian lantaran para pejabat dan pegawai ASN tinggalkan daerah berbulan-bulan tanpa alasan yang jelas.
“Memang saya juga mengaku bahwa kami para pejabat dan pegawai juga tidak biasa masuk kantor, sehingga kantor itu tinggal sendiri. Pelayanan terhadap masyarakat tidak terlayani dengan baik. Barangkali hal itu juga membuat masyarakat marah,” kata Pigai.
Selain itu ia juga membeberkan adanya saling menghargai antara aparat pemerintah, aparat keamanan dan juga masyarakat arus bawah.
“Kami juga menemukan adanya tidak saling percaya, tidak saling dukung antara kami sendiri,” ujarnya.
Yorgen Numberi Pemantauan Aktivitas HAM Komnas HAM Papua mengatakan dari hasil pemantauan pihaknya yang berkali-kali datang ke Dogiyai ibarat anak ayam kehilangan induk.
“Artinya kita menggambarkan situasi Dogiyai di mana masyarakat mengalami kehilangan pemimpinnya sehingga bingung dan tidak tahu harus melakukan apa, itu hasil pemantauan kami,” ujar Numberi.
Dengan melibatkan situasi ini, Komnas HAM menawarkan pentingnya Pemda setempat melakukan penyuluhan penyadaran hak asasi manusia agar masyarakat dan pihak terkait bisa memahami pemenuhan hak asasi. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!