Jayapura, Jubi – Himpunan Pelajar Mahasiswa Kuyawage Se-Indonesia dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se-Jayapura menanggapi sikap aparat keamanan terhadap warga sipil di Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, yang dinilai tidak sesuai dengan prosedur pengamanan dalam operasi pembebasan Pilot Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) .
Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se-Jayapura Warnus Tabuni mengatakan, dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air itu, aparat TNI melakukan tindakan berlebihan, menangkap menganiaya sampai merusak fasilitas umum seperti gereja.
“Kami mendata laporan dari warga Kuyawage di Lanny Jaya yang menangkap dan menyiksa salah satu warga sipil atas nama Pendis Tabuni (18 tahun) dan 3 warga yang ditangkap sementara, dibawa ke Polres Kab. Lanny Jaya atas nama Oanus Gwijangge (16) Nanusi Nirigi (39) dan Tugianus Nirigi (29), hasil pemeriksaan karena tidak ada bukti sehingga Oanus Gwijangge, dan Nanus Nirigi telah dibebaskan disusul Tugianus Nirigi pada Kamis 9 maret 2023, ada pula perusakan Rumah Ibadah/Gereja di Luarem dilakukan oleh aparat TNI,” katanya kepada Jubi, Selasa (14/3/2023).
Tabuni mengatakan, dampak kehadiran militer Indonesia organik dan non organik di Kabupaten Lanny Jaya, Nduga, Puncak Papua dan wilayah Kuyawage, menyebabkan aktivitas masyarakat tidak kondusif.
“Kami meminta TNI/POLRI tidak melakukan kekerasan terhadap masyarakat wilayah Kuyawage dalam operasi keselamatan pilot, ,” katanya.
Pihaknya juga meminta pemerintah Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya dan Puncak segera mengontrol dan melindungi masyarakat di wilayah Kuyawage yang sementara mengungsi maupun masyarakat pribumi.
“Dalam operasi militer TNI POLRI, tidak sewenang wenang menangkap dan menyiksa masyarakat sipil serta merusak fasilitas umum ,” katanya.
“Demi keselamatan warga sipil Kuyawage, pemerintah segera melakukan agenda perundingan atau dialog antara TPNPB dan Indonesia difasilitasi oleh pihak independen,”katanya.
Sementara itu Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kuyawage Se-Indonesia , Agus Telenggen meminta TNI dan POLRI tidak melakukan propaganda untuk melegitimasi kehadiran dengan berseragam di tengah masyarakat, atas nama pengamanan di wilayah Kuyawage, yang ujungnya hanya menakuti-nakuti masyarakat sipil.
“Mahasiswa Kuyawage dan Mahasiswa Nduga menegaskan kepada pemerintah kabupaten Nduga dan Lanny Jaya turun ke lapangan dan melindungi warga sipil di Kuyawage dan melihat kebutuhan warga,” katanya. (*)