Jayapura, Jubi – Kepala Kepolisian Resor Kepulauan Yapen, AKBP Herzoni Saragih angkat bicara soal beredarnya video dan foto yang menyebutkan sekelompok warga Kampung Kaonda, Distrik Windesi, Kabupaten Kepulauan Yapen mengungsi ke tengah hutan. Saragih membantah polisi melakukan penyisiran di Kampung Kaonda.
Saragih menyatakan keberadaan aparat gabungan di Kampung Kaonda beberapa waktu lalu adalah patroli rutin, guna menjaga kamtibmas dan memberikan rasa aman, serta nyaman kepada masyarakat. “Tidak benar ada penyisiran yang dilakukan aparat gabungan di Kampung Kaonda, Distrik Windesi,” kata Saragih melalui sambungan telepon dari Jayapura, Kamis (8/12/2022).
“Kami hadir untuk memberikan rasa aman. Itu bukan penyisiran atau operasi militer. Bahkan kehadiran kami disambut masyarakat dengan hangat,” jelasnya.
Dalam video yang beredar, disebutkan bahwa ada 61 warga Kampung Kaonda yang mengungsi dengan masuk ke hutan. Pengungsian tersebut diduga lantaran adanya penyisiran yang dilakukan aparat gabungan pada 1 Desember 2022 lalu.
Saragih menyatakan pihaknya akan mengecek kebenaran informasi bahwa puluhan warga Kampung Kaonda mengungsi. Ia menduga kabar itu serupa dengan kasus di Sasawa beberapa tahun lalu.
“Itu konsepnya seperti di Sasawa, yang mana kehadiran TNI/Polri dipelintir oleh oknum yang berbeda ideologi, kemudian memanfaatkan masyarakat untuk pergi mengungsi dan membuat isu adanya operasi militer atau penyisiran aparat gabungan,” katanya.
Saragih menyatakan beberapa waktu lalu juga ada postingan di media sosial Facebook yang menyebutkan aparat gabungan melaksanakan kekerasan terhadap warga di kampung tersebut. Ia menyatakan informasi itu adalah hoaks.
Ia mempertanyakan mengapa dalam video yang menyebut warga Kepulauan Yapen mengungsi itu terdapat sejumlah tagar seperti #IndonesiaPenjajah, #StopOperasiMiliter dan #FreeWestPapua. “Kegiatan seperti itu merupakan bentuk provokatif yang bisa mengganggu keamanan,” tegasnya. (*)