Jayapura, Jubi – Sejumlah delapan warga sipil dan seorang prajurit TNI diadang kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB saat dalam perjalanan dari Distrik Aradide menuju Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai, pada Jumat (7/10/2022). Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun anggota TPNPB merampas sejumlah barang bawaan para korban.
Pengadangan itu terjadi di Kampung Baguwo, Distrik Topiyai, Kabupaten Paniai. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua, Kombes Faizal Ramadhani ketika dikonfirmasi pada Sabtu (8/10/2022) menyatakan para korban sudah berada di Distrik Enarotali dan diamankan oleh aparat kemanan.
“Situasi keamanan di Kabupaten Paniai kondusif,” kata Faizal di Kota Jayapura, Sabtu.
Sejumlah tiga korban insiden itu adalah warga Kabupaten Nabire. Mereka adalah Ismail (22), Wahid (34), Suwardi (43), yang merupakan Kampung Karangtumaritis, Kabupaten Nabire.
Di antara para korban, juga terdapat Novi Kadepa (31), seorang warga Kampung Komopa, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai. Ada pula Peris idang (32), Efrem Hanta (27), Alfred Lalang (30), Ani Tumiar Bertobing (27) yang merupakan warga Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai.
Seorang prajurit TNI ikut menjadi korban pengadangan itu. Ia adalah Sertu Bayu Dwi Prasetyo, warga Asrama Tepbek, Kabupaten Nabire.
TPNPB menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas insiden pengadangan pada Jumat itu. TPNPB juga menyatakan bahwa mereka berhasil merampas sepucuk senjata api yang dibawa salah satu korban.
Akan tetapi, informasi tentang perampasan senjata itu dibantah Faizal. “Saya ditelepon Kepala Satuan Reserse Kriminal [Kepolisian Resor Paniai]. Kasusnya, 365 [atau pencurian yang didahului, disertai atau diikuti kekerasan atau ancaman kekerasan] dengan [sejumlah] kerugian material. Tapi, tidak ada senjata yang hilang, hanya barang-barang korban yang diambil,” kata Faizal. (*)