Sentani, Jubi – Linda Saflebolo, 45 tahun, dengan setia menunggui Anugrah Serondanya yang menjalani seleksi calon siswa baru Sekolah Genius. Dia optimistis anaknya berhasil dalam seleksi tersebut.
“Saya tetap bersemangat dan optimistis. Anak saya bisa bersaing dengan peserta lain,” ujar Saflebolo saat ditemui pada hari pertama seleksi, Kamis (13/6/2024).
Sekolah Generasi Indonesia Jaya untuk Semua (Genius) merupakan lembaga pendidikan menengah besutan Profesor Yohanes Surya, fisikiawan Indonesia. Pendidikan di Sekolah Genius terfokus pada sains dan matematika berbasis riset.
Sekolah Genius melakukan penjaringan calon siswa baru di Kabupaten Jayapura. Mereka bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura menggelar seleksi pada Kamis hingga Sabtu mendatang di salah satu hotel di Sentani.
Seleksi diikuti sebanyak 160 siswa kelas VI dan kelas IX. Mereka memperebutkan masing-masing 10 kursi pada jenjang SMP dan SMA di Sekolah Genius.
Siswa dari Kabupaten Jayapura akan menikmati pendidikan gratis di Sekolah Genius, yang berpusat di Tangerang, Banten, tersebut. Pemkab Jayapura menyubsidinya melalui Dana Otonomi Khusus Papua, dengan anggaran sebesar Rp1,8 miliar pada tahun ini.
“Saya berharap kuota [penerimaannya] ditambah pada tahun depan, mungkin [menjadi] 50–100 siswa. Di Kabupaten Jayapura, banyak orang tua ingin anaknya masuk ke sekolah ini [Sekolah Genius],” kata Saflebolo.
Keinginan serupa juga diutarakan Magdalena Rumbiak, sesama orang tua peserta seleksi calon siswa Sekolah Genius. Dia menganggap kuota sebanyak 20 siswa tersebut terlampau sedikit bagi Kabupaten Jayapura.
“Saya terkejut ketika mengetahui kuota [penerimaannya] hanya 20 orang. Itu sedikit sekali sehingga saya berharap ada penambahan kuota untuk tahun depan,” kata Rumbiak.
Anggaran terbatas
Seperti di daerah lain di Tanah Papua, rekrutmen siswa baru Sekolah Genius dari Kabupaten Jayapura hanya diperuntukan bagi Orang Asli Papua. Para peserta seleksi pun antusias dan sangat berharap bisa menjadi siswa Sekolah Genius.
“Saya ingin sekali belajar di Sekolah Genius. Saya ingin jadi cerdas supaya bisa membanggakan orang tua,” kata Dolgince Yansema, siswa Kelas IX SMP Kristen Baik, Sentani.
Maxwell Daserona, siswa Kelas VI SD Inpres Doyo Baru juga berharap demikian. Dia berkeinginan kuat menjadi siswa Sekolah Genius.
“Saya ingin belajar di Sekolah Genius supaya menjadi pintar dan cerdas. Semoga saya lolos dalam seleksi ini,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Ted Mokay mengatakan biaya pendidikan di Sekolah Genius cukup mahal. Karena itu, mereka membatasi penerimaan siswa baru karena menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.
“Pada tahun ini, kami hanya bisa membiayai 20 siswa. Kuotanya bertambah, atau tidak pada tahun berikutnya, itu bergantung pada ketersediaan anggaran,” kata Mokay.
Dia mengatakan pembatasan kuota diberlakukan karena mereka tidak ingin kejadian di daerah lain juga di alami Kabupaten Jayapura. Menurutnya, sejumlah pemerintah kabupaten masih berhutang kepada Sekolah Genius. Mereka kewalahan menanggung pembiayaannya karena keterbatasan anggaran.
“Mereka mengirim banyak siswa, tetapi [kemudian] tidak mampu membayar secara rutin [biaya pendidikannya]. Jadi, mereka masih berhutang [kepada Sekolah Genius],” ujar Mokay. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!