Jayapura, Jubi- Puluhan tim mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) mempresentasikan berbagai prototipe aplikasi untuk membantu penatausahaan keuangan usaha koperasi, Badan Usaha Milik Kampung atau BUMKAM dan juga Badan Usaha Milik Masyarakat Adat BUMMA.
Ajang itu dinamakan Entrepreneurial Application prototype demo, ajang demo day prototype aplikasi ciptaan mahasiswa. Sebanyak 30 tim mempresentasikan aplikasi yang dibuat dan dibagi dalam dua 15 tim. Acara digelar Senin -Selasa, 14-15 Oktober 2024.
Ketua Tim Kreatif Kewirausahaan Uncen, Kurniawan Patma mengatakan kegiatan itu untuk memberi stimulus kepada mahasiswa, agar membuat inovasi. Semangatnya, mahasiswa tidak hanya berkualitas secara konsep tapi juga menghasilkan output dari proses pembelajaran.
“Sederhananya mereka belajar digital teknologi dan mereka distimulasi untuk menciptakan aplikasi. Yang kemudian disebut project brief, mereka belajar tidak hanya berkualitas secara konsep tapi berkualitas karena menghasilkan output dari pembelajaran,”katanya.
Karena diikuti 30 tim, lanjutnya, berarti ada 30 aplikasi yang diciptakan mahasiswa yang dikembangkan dari kebutuhan di lapangan. Fokusnya pada pembenahan koperasi, badan usaha milik kampung, dan badan usaha milik masyarakat adat.
“Hanya karena mereka terbatas akses ke kampung-kampung, salah satu kampung yaitu Namblong, dan kegiatan ini mereka wajib mereka dampingi pelaku usaha orang asli Papua semua. Pada saat turun ke lapangan ambil data ternyata terkendala. Makanya saya disampaikan yang penting koperasi dan BUMKAM dan akhirnya saat ini dipresentasikan hasilnya,”katanya
Kepala Laboratorium Akuntansi, Yohanes Seralurin mengatakan kegiatan kemahasiswaan ini untuk mencoba memberikan induksi kepada mahasiswa . Fokusnya adalah kegiatan kewirausahaan. Mahasiswa juga sudah didampingi untuk mencoba melihat produk-produk yang ada.
“Tetapi dalam keadaannya kita juga perlu menilai terkait dengan kebutuhan masyarakat di sekitar kita yang mulai dari kegiatan koperasi, melalui kegiatan Bamuskam. Ternyata mereka punya kegiatan badan usaha juga di kampung yang sepertinya harus membutuhkan pendampingan sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Seralurin yang juga jadi juri pada ajang itu mengatakan, pihaknya ingin menilai prototype aplikasi dari 30 tim yang sudah mendesain sebuah program. “Yang kami nilai dari sisi bagaimana mahasiswa membuat aplikasi itu bisa bermanfaat bagi user dan penggunanya, lalu bagaimana mahasiswa bisa menampilkan fitur-fitur,” katanya. (*)