Jayapura, Jubi – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura, Papua, menyerukan pentingnya edukasi dini terkait kesehatan reproduksi dan pemahaman gender kepada remaja SMP atau MTs.
Anggota KPA Kota Jayapura Sri Rahayu menegaskan bahwa topik seperti HIV/AIDS sebaiknya didekati melalui edukasi mengenai penyebab-penyebab awal yang berkaitan dengan kesehatan remaja.
“Kami tidak membahas soal kondom atau seks secara langsung, tetapi berfokus pada pemahaman diri. Remaja perlu mengenal tubuh mereka dan memahami perubahan yang terjadi, seperti alasan mengapa mereka menyukai lawan jenis, atau proses alami seperti menstruasi,” ujar Sri Rahayu, Rabu (30/10/2024).
Sri menekankan pentingnya memberikan pengetahuan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi, agar mereka dapat mengenali dan menjaga diri sendiri.
“Jika remaja mengenal diri mereka, mereka akan tahu bagaimana cara menjaga diri,” katanya.
Ia menambahkan, edukasi semacam ini harus lebih aktif dan berkesinambungan, tidak hanya dalam kegiatan seremonial tetapi melalui diskusi langsung yang relevan dan interaktif di sekolah.
Sri Rahayu juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi.
“Edukasi untuk para ibu juga penting, misalnya melalui pertemuan komunitas perempuan atau perkumpulan lainnya, sehingga orang tua pun memahami kesehatan reproduksi mereka,” jelasnya.
Menurut Sri, ada remaja laki-laki yang mungkin merasa malu untuk bertanya tentang perubahan pada tubuhnya, dan peran orang tua diperlukan untuk memberikan pemahaman.
Menurut Sri, guru bimbingan dan konseling (BK) di sekolah harus memiliki pemahaman yang baik dalam membina, mendidik, dan memberikan pemahaman terkait kesehatan reproduksi kepada remaja. “Guru BK harus bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak-anak dan menjadi pelindung bagi mereka,” tambahnya.
Sementara, Asisten III Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jayapura, Frederik Awarawi, menambahkan bahwa kolaborasi antara guru, orang tua, pemerintah, dan pemuka agama dapat membantu mencegah kenakalan remaja serta membentuk generasi muda yang cerdas dan berakhlak.
“Hidup rukun dan saling menghargai sangat penting bagi generasi muda untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dalam belajar dan bersosialisasi,” kata Frederik.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Rahayu juga mengungkapkan bahwa masih ada remaja yang mengalami Infeksi Menular Seksual (IMS). Ia menjelaskan bahwa IMS dapat mempengaruhi fertilitas, yang pada akhirnya berdampak pada keberlangsungan garis keturunan.
“IMS bukan hanya soal kesehatan pribadi, tetapi juga berdampak pada kelangsungan generasi dan marga,” katanya.
Melalui edukasi kesehatan reproduksi yang lebih intensif, KPA Kota Jayapura berharap dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja untuk menjaga kesehatan diri serta lingkungan sosial mereka. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!