Jayapura, Jubi – Virus demam babi Afrika yang menyerang peternak babi di tanah Papua termasuk di Kabupaten Jayapura maupun Kota Jayapura dan Keerom, sangat merugikan para peternak. Namun dibalik semua itu ada seorang peternak babi di kawasan Organda, Padangbulan, Kota Jayapura punya kiat dan cara menangkal wabah virus tersebut.
“Pertama sekali memang saya selalu menjaga kebersihan kandang babi dan juga jangan sampai ada lalat di dalam kandang,”kata Moses Misel Gamai peternak babi di Organda, Padangbulan Kota Jayapura kepada Jubi, Senin (23/12/2024).
Untuk menjaga kebersihan kandang, dia menyemprot kandang dengan campuran cairan seperti wipol, cuka dan lainnya agar lokasi kandang tetap steril. “Bukan hanya itu saja jikalau ada pengunjung yang datang ke kadang untuk membeli babi, harus disemprot agar tidak membawa virus ke kandang,” katanya.
Gamai sudah beternak babi sejak 2005 sampai sekarang, dengan anakan babi dan induknya sudah mencapai hampir 100 ekor.
Dia juga memberikan ramuan jamu untuk makanan babi, agar kotoran babi tidak terlalu bau dan selalu bersih,”katanya seraya menambah selalu menyediakan air yang cukup dan penyinaran lampu di kandang babi miliknya.
Kotoran babi dan biogas
Salah satu kendala yang dihadapi peternak babi menurut Gamai, adalah kotoran dari babi yang ditampung dalam bak. “Padahal kalau dibuat jadi bio gas bisa membantu peternak untuk memasak makanan dan pakan ternak babi, hingga tidak terlalu tergantung pada minyak tanah dan kayu bakar,”katanya.
Biogas bisa juga dikonversi jadi energy listrik terbarukan, agar peternak juga tidak terlalu tergantung dari beban biaya listrik.
Sementara itu Mathias Sarwa, salah seorang pengurus Yayasan Lorensz Papua di Jayapura belum lama ini kepada Jubi mengaku, pada Oktober 2024 lalu pihaknya telah memberikan bantuan babi sebanyak 500 ekor berusia enam bulan kepada peternak babi di Kabupaten Jayapura.
“ Memang banyak peternak mengeluh karena virus demam babi Afrika menyebabkan mereka alami kerugian,”katanya.
Pihaknya berencana akan memberikan bantuan ternak babi kepada peternak di Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura pada 2025 mendatang, sambil melihat situasi perkembangan wabah tersebut. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!