Jayapura, Jubi – Gempa bumi merupakan sebuah bencana yang terjadi dalam waktu singkat, namun dapat menimbulkan efek seperti hancurnya bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya dalam sekejap.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Jayapura, Dorthea Carolien Enok, saat ditemui di ruang kerjanya di Kota Jayapura, Rabu (1/3/2023).
Tak hanya itu adanya guncangan yang mengakibatkan rusaknya bangunan tak sedikit yang memakan korban jiwa dan hilangnya harta benda.
“Untuk itu, siswa harus diperkuat edukasi gempa bumi agar melakukan mitigasi atau kesiapsiagaan pascagempa, apalagi Kota Jayapura baru saja dilanda gempa,” ujarnya.
Gempa bumi tidak dapat diprediksi sampai saat ini, sehingga potensi terjadi ketika seseorang di dalam rumah, kantor, hingga anak yang berada di sekolah.
“Mitigasi sangat penting untuk menjaga peserta didik. Jumlah siswa kami ada 1.139 siswa yang terbagi dalam dua shift, satu shift 789 siswa untuk pagi dan siang 290 lebih,” ujarnya.
Ke depan mitigasi menjadi bagian penting, sehingga anak-anak tidak panik. Apalagi, SMP Negeri 2 Jayapura memiliki dua lantai, yang diapit perumahan penduduk, sehingga membuat khawatir karena minim daerah evakuasi.
“Bisa dilaksanakan mitigasi di sekolah, baik melalui MKKS atau datang langsung ke sekolah. Edukasi tentang gempa masih minim. Mitigasi ini dilakukan agar orang tua tidak merasa kuatir,” ujarnya.
Edukasi gempa harus bersifat turunan dari dinas hingga disampaikan ke sekolah, bekerja sama dengan BPBD Kota Jayapura untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana terutama gempa bumi.
“Mitigasi edukasi gempa belum harus dilakukan maksimal seperti simulasi tentang gempa. Sebagai informasi, saat gempa 5,4 skala richter, ada anak kami yang lompat dari lantai dua secara spontan,” ujarnya. (*)