Jayapura, Jubi – Ikatan Mahasiswa Papua atau IMAPA di Rusia menggelar diskusi tentang jurnalistik, pada Sabtu (3/12/2022). Kegiatan itu diharapkan mampu meningkatkan sikap kritis mahasiswa terhadap publikasi berita yang begitu marak saat ini. Terutama soal Papua.
Diskusi sekitar dua setengah jam itu mengangkat tema “Journalism: You are the future of Papua Journalist”. Diskusi itu menghadirkan narasumber jurnalis senior Papua, Victor Mambor dan diikuti para mahasiswa Papua di Rusia. Hadir juga Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial-Budaya KBRI Moskow, Nanang Fadilah.
Ketua Ikatan Mahasiswa Papua atau IMAPA di Rusia, Yoseph Iyai menyatakan pesatnya kemajuan teknologi yang terus berkembang, sangat membantu kinerja kita dengan lebih baik, terutama di dunia tulis menulis, atau, lebih tepatnya jurnalisme. Sehingga dengan kegiatan jurnalistik ini dapat dikembangkan di bangku kuliah, untuk meningkatkan sikap kritis terhadap publikasi berita yang begitu marak saat ini terutama soal Papua.
“Banyak media siluman sedang bermunculan di Papua. Nah, media-media ini cenderung pro terhadap pemerintah pusat. Alhasil, keadaan sebenarnya di Papua dibolak-balikan oleh media-media ini dengan narasi yang provokatif. Akhirnya, media-media itu ikut membantu drive opini publik. Misalnya, kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, kalau media lokal Suara Papua dan Jubi tidak ekpos, maka banyak orang akan termakan hoax dari media-media tidak jelas yang mengatakan bahwa pelakunya TPNPB. Nyatanya, terbukti setelah di investigasi, ternyata kita semua kaget bahwa pelakunya TNI,” kata Iyai saat dihubungi Jubi, pada Sabtu (3/12/2022) malam.
Iyai menyatakan, mewujudkan generasi muda Papua yang bersikap kritis terhadap penulisan berita mengenai Papua, masih sangat minim bahkan tidak mudah untuk memulainya. Kelemahan utama lebih disebabkan oleh motivasi dalam hal menulis yang masih sangat kurang.
Iyai berharap melalui webinar ini dapat memberikan pendidikan jurnalistik bagi generasi muda Papua. Demi mempersiapkan para calon generasi muda Papua untuk memasuki dunia penuh informasi di era jurnalisme warga.
“Maka harapannya kita juga tidak mempercayai tulisan, artikel di media-media yang tidak jelas. Kita diharapkan agar mengikuti berita-berita di media lokal Papua yang sangat kredibel, misalnya Jubi dan suara Papua,” katanya.
Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya di KBRI Moskow, Nanang Fadilah dalam sambutan menyatakan saat ini pihaknya sedang menjajaki kerjasama dengan konsultan media di Rusia. Kerja sama ini untuk melakukan mapping atau monitoring media di Rusia tentang pandangan negara Rusia terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, tentang presiden Indonesia. Pandangan itu-itu kemudian dijadikan sebagai bahan kajian bagi Indonesia.
Nanang mengatakan dengan kondisi teknologi dan informasi yang sudah sangat berkembang pesat tanpa ada batasan informasi. Ia berharap dengan kegiatan ini mahasiswa mendapat tambahan pemahaman dan keterampilan tentang jurnalistik.
“Jika sudah selesai dari Rusia dan tertarik bekerja di Kementerian Luar Negeri silahkan. Karena di kementerian luar negeri terbuka (menerima lulusan) sarjana-sarjana bidang jurnalistik,” ujarnya.(*)