Jayapura, Jubi – Sejumlah wabah penyakit tengah dipantau di kawasan Pasifik, termasuk influenza di Niue, serta demam berdarah di Tonga, Fiji, dan Samoa.
Di Niue, Divisi Kesehatan setempat tengah mengawasi penyebaran virus influenza A. Mengutip laman RNZ, Jumat (18/4/2025), wabah ini diumumkan pada 26 Maret lalu, dan hingga 13 April tercatat 39 kasus dengan 13 pasien dirawat di rumah sakit.
Lebih dari sepertiga kasus terjadi pada kelompok usia 11 hingga 18 tahun. Otoritas kesehatan Niue tetap memberlakukan imbauan kesehatan masyarakat, seperti mengenakan masker di tempat umum—terutama saat mengunjungi Rumah Sakit Niue Foou—dan tetap berada di rumah jika merasa tidak sehat.
Sementara itu, wabah demam berdarah tercatat terjadi di Tonga, beberapa wilayah di Fiji, serta di Samoa.
Media lokal Samoa, Talamua Online, melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan Samoa secara resmi telah mengumumkan adanya wabah demam berdarah. Pemerintah menanggapi dengan meluncurkan kampanye penyadaran di media dan melakukan pengasapan di sekolah serta lokasi yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Direktur Jenderal Kesehatan Samoa, Dr. Aiono Alec Ekeroma, mengonfirmasi bahwa seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal dunia pada akhir pekan lalu akibat demam berdarah. Ia dirawat pada Rabu (16/4/2025) dalam kondisi buruk dan didiagnosis mengidap dengue. Meski demikian, Ekeroma menyatakan jumlah kasus saat ini masih di bawah lima per minggu.
“Kami juga pernah mengumumkan wabah pertusis [batuk rejan] sekitar tiga bulan lalu, namun kasusnya kini sudah menurun,” ungkapnya.
Di Fiji, pemerintah setempat mengimbau wisatawan untuk mengambil tindakan pencegahan kesehatan standar selama berada di negara tersebut, meskipun lokasi tetap dinyatakan aman untuk dikunjungi.
Seorang siswa sekolah menengah di Divisi Barat, Pulau Viti Levu, dilaporkan meninggal dunia akibat demam berdarah pada awal bulan ini. Wabah kemudian diumumkan di Divisi Tengah pada pekan lalu, sementara Divisi Barat telah lebih dulu melaporkan wabah pada Februari lalu. Namun, tren kasus di wilayah barat kini mulai menurun.
Aksi pembersihan lingkungan telah dilakukan warga Balawa, Lautoka, akhir pekan lalu. Mereka membersihkan jalan, saluran air, mengumpulkan sampah, dan menyingkirkan tempat-tempat potensial perkembangbiakan nyamuk. Sebanyak 20 kantong sampah berhasil dikumpulkan hanya dalam dua jam. Dewan setempat langsung melakukan penyemprotan setelah pembersihan selesai.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Tonga melaporkan total kumulatif 492 kasus demam berdarah hingga 14 April, dengan enam orang dirawat di rumah sakit. Pihak kementerian terus menjalankan program kewaspadaan dan pengendalian vektor di daerah rawan dan berisiko tinggi.
Di sisi lain, seorang dokter di Wellington, Selandia Baru, menyuarakan kekhawatiran terkait potensi penyebaran campak. Ia menyebut bahwa penyakit tersebut “hanya berjarak satu penerbangan atau satu perjalanan perahu dari Selandia Baru.”
Sejak Januari 2025, telah terjadi lonjakan kasus campak yang signifikan di Amerika Serikat. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!