Jayapura, Jubi – Masyarakat di Tokelau memiliki tradisi merawat bayi penyu atau tukik yang terdampar di pesisir atol mereka. Praktik ini dilakukan untuk memastikan penyu-penyu muda dapat tumbuh dengan aman sebelum dilepaskan kembali ke laut.
Tokelau merupakan wilayah dependensi Selandia Baru yang terdiri dari tiga atol di bagian selatan Samudra Pasifik.
Ilissapesi Sakalia, seorang anak berusia lima tahun, bersama ibunya, Elena Pasilio, bertugas merawat “Popo” dan “Uto”—dua dari lebih dari 30 penyu laut yang ditemukan di dekat atol Nukunonu pada akhir tahun lalu. Hal ini dilaporkan oleh RNZ Pasifik, sebagaimana dikutip oleh Jubi, Sabtu (1/3/2025).
Nama “Popo” berarti kelapa parut, sedangkan “Uto” berarti tunas kelapa.
“Kami merawat mereka agar bisa kembali ke laut ketika sudah cukup besar, sehingga mereka tidak dimakan oleh makhluk laut lainnya, seperti hiu,” ujar Pasilio.
Tradisi merawat penyu ini sudah berlangsung lama di keluarganya. Elena Pasilio mengisahkan bahwa pengalaman ini juga ia alami saat masih kecil, dan kini diteruskan kepada putrinya.
“Kami semua merawat mereka hingga cukup besar, lalu melepaskannya kembali ke laut,” kata Elena kepada RNZ Pasifik.
“Mereka bisa dimakan oleh hiu di laguna kami,” tambahnya.
Perjalanan menuju Tokelau sendiri memakan waktu lebih dari satu hari menggunakan perahu dari Samoa. Wilayah ini tidak memiliki maskapai penerbangan, dan akses internet pun terbatas.
Kehidupan di Tokelau sangat terpencil, tetapi masyarakatnya tetap menjaga hubungan erat dengan alam sekitar.
“Tumbuh besar di sini berarti terbiasa dengan keterpencilan. Hanya ini yang kami tahu, pulau yang sangat terpencil,” ujar Pasilio.
Meski tidak setiap tahun penyu muda terdampar di Tokelau, kejadian ini cukup sering terjadi sehingga praktik merawat penyu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut.
Biasanya, warga merawat penyu selama satu tahun sebelum melepaskannya kembali ke alam liar.
Ibu Elena, Asi Pasilio, yang menjabat sebagai Direktur Sektor Lingkungan dan Ekonomi Tokelau, menekankan bahwa pelajaran seperti ini penting bagi anak-anak.
“Ini mengajarkan anak-anak untuk menjaga kehidupan laut,” katanya.
Keluarga Pasilio mengenang mendiang Tioni Pasilio , kakek Elena yang merupakan seorang matai (pemimpin adat), anggota dewan, dan mantan wali kota. Ia dikenal sebagai sosok yang menanamkan nilai-nilai penting kepada anak-anaknya.
Pelajaran yang diterima Elena dari kakeknya kini ingin ia teruskan kepada putrinya.
“Dia adalah orang Tokelau sejati,” ujarnya.
“Ia mengajari saya tentang laut dan tanah kami, bahwa kita harus menghargainya dan tidak merasa memilikinya, karena sejatinya bukan milik kita. Itu milik generasi masa depan. Kita hanya melewati waktu di sini,” tambahnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!