Jayapura, Jubi – Perdana Menteri (PM) Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele, menyatakan akan tetap menjabat hingga Parlemen memutuskan mosi tidak percaya terhadapnya. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Honiara pada Jumat (2/5/2025) sore. Parlemen Nasional Kepulauan Solomon dijadwalkan membahas mosi tidak percaya pada Selasa (6/5/2025) di Honiara, ibu kota negara tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Manele bertepatan dengan peringatan satu tahun pemerintahan koalisi Government for National Unity and Transformation (GNUT). Ia juga menjawab kekhawatiran publik terhadap kepemimpinan nasional di tengah ketidakstabilan politik yang sedang berlangsung.
“Minggu ini menandai satu tahun sejak pembentukan GNUT pada 29 April 2024,” kata Manele kepada Solomon Star News dalam keterangan pers yang dikutip Jubi.id, Senin (5/5/2025).
“Ini merupakan tonggak penting bagi pemerintahan koalisi kami yang terdiri dari Partai KAMI, Partai Rakyat Pertama Kepulauan Solomon, dan Partai Kadere,” tambahnya.
Menurut Manele, pemerintahannya dibentuk dengan visi yang berfokus pada persatuan, pembangunan ekonomi yang transformatif, serta kemakmuran bagi seluruh rakyat Kepulauan Solomon.
“Hari ini saya ingin merefleksikan perjalanan kita selama satu tahun terakhir, membagikan sejumlah pencapaian penting, serta menegaskan kembali komitmen kita untuk membangun Kepulauan Solomon yang damai, bersatu, dan sejahtera,” ujar Manele.
Ia menjelaskan bahwa pemerintahan GNUT berlandaskan empat pilar utama, yaitu:
- Persatuan dan Stabilitas
- Transformasi Ekonomi dan Pengembangan Infrastruktur
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif
“Pemerintah kami berdiri di atas prinsip bahwa stabilitas politik dan persatuan merupakan prasyarat utama untuk kemajuan. Kami telah menjaga perdamaian dan ketertiban meski berada di tengah ketegangan politik,” ungkap Manele.
Ia mengakui bahwa mosi tidak percaya yang dihadapi pemerintah merupakan ujian, namun tidak menggoyahkan komitmen GNUT untuk terus melayani rakyat.
“Kami menghadapi mosi yang akan datang dengan ketenangan dan semangat pengabdian yang tak tergoyahkan,” katanya.
Manele juga memaparkan sejumlah pencapaian selama satu tahun pemerintahan GNUT. Menurutnya, GNUT telah memajukan dialog nasional, memperkuat sistem pemerintahan tradisional, serta mempererat kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil dan lembaga keagamaan demi mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi.
Salah satu program unggulan pemerintah adalah reformasi lahan. Melalui Kementerian Pertanahan, Perumahan, dan Survei, pemerintah tengah melaksanakan Program Pencatatan Tanah Adat, termasuk di wilayah Rennell dan Bellona, guna menjamin hak kepemilikan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat adat.
Selain itu, GNUT juga meluncurkan Strategi Keamanan Nasional (National Security Strategy/NSS) 2025. Dokumen ini dianggap sebagai fondasi jangka panjang untuk menjaga kedaulatan dan mengatasi ancaman keamanan, baik tradisional maupun yang baru muncul.
Jeremiah Manele, yang merupakan orang pertama dari Provinsi Isabel yang menjabat sebagai PM, menegaskan bahwa GNUT hadir dengan visi yang jelas dan tekad kuat untuk melayani rakyat.
“GNUT bukan sekadar kumpulan orang, tapi tim yang memiliki komitmen kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepulauan Solomon. Saya bangga dengan apa yang telah kita capai bersama,” ujar Manele.
Terkait mosi tidak percaya yang akan dibahas di Parlemen, Manele menyatakan bahwa perpindahan sejumlah anggota parlemen ke pihak oposisi tidak membubarkan pemerintahan.
“Pintu kami tetap terbuka,” tegasnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!