Jayapura, Jubi – Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, tiba pada hari Minggu di Suva, Fiji, untuk menghadiri KTT Pemimpin Melanesian Spearhead Group (MSG) ke-23.
KTT yang diketuai oleh Fiji tahun ini mempertemukan para pemimpin dari semua negara Melanesia dan FLNKS (Front Pembebasan Nasional Kanak dan Sosialis Kaledonia Baru) untuk membahas prioritas bersama, seperti aksi iklim, perdagangan, keamanan regional, dan upaya dekolonisasi. Demikian dikutip jubi.id dari laman internet RNZ Pasifik, Senin (23/6/2025).
Perdana Menteri Marape didampingi oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Feo Kinoka. Kehadirannya menggarisbawahi komitmen Papua Nugini sebagai pendiri dan anggota senior MSG, sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1986 untuk memperkuat hubungan politik, ekonomi, dan budaya di antara negara-negara Melanesia.
Vanuatu telah menyerahkan perannya sebagai ketua kepada Fiji di bawah kepemimpinan PM Rabuka, menggantikan PM Rabat dari Vanuatu sebagai Ketua MSG 2025–2026.
Transisi ini mendahului pembukaan resmi Rapat Pleno Pemimpin MSG dan Retret Pemimpin yang tertutup. Perdana Menteri Marape diharapkan menyampaikan pernyataan negara Papua Nugini yang menegaskan kembali dedikasi negara tersebut untuk memperkuat kerja sama MSG, sekaligus memperkuat kemitraan regional yang lebih luas melalui Forum Kepulauan Pasifik (PIF).
“Kawasan Pasifik berada di persimpangan jalan. Kita harus mengambil pendekatan proaktif untuk menjaga kedaulatan kita, melindungi sumber daya kita, dan memastikan bahwa suara kita didengar di panggung global. Upaya kolektif kita juga harus menyuarakan dengan tegas penolakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di kawasan kita, dan untuk menghormati semua orang dan anggota Forum Kepulauan Pasifik (PIF), komunitas Melanesian Spearhead Group, dan lainnya.”
Advokasi Reformasi dan Organisasi Regional
Ia juga diharapkan akan mengadvokasi reformasi dalam organisasi regional untuk memastikan mereka tetap responsif, inklusif, dan mampu menghadapi tantangan pembangunan dan keamanan saat ini dan di masa mendatang.
Aspek penting dari keterlibatan Perdana Menteri Marape di Fiji mencakup konsultasi politik tingkat tinggi dengan Kelompok Tokoh Terkemuka (EPG) PIF. Diskusi ini berlangsung di sela-sela Pertemuan Pemimpin MSG dan merupakan bagian dari upaya regional yang lebih luas, yang dipimpin oleh PIF untuk meningkatkan solidaritas Pasifik dan kerja sama strategis.
Proses talanoa akan berfokus pada isu-isu kritis seperti keamanan regional, perubahan iklim, pengelolaan sumber daya perikanan, tata kelola politik, kedaulatan nasional, dan reformasi kelembagaan kelompok regional dan subregional di Pasifik.
Perdana Menteri Marape secara konsisten menyerukan reformasi dan penyatuan arsitektur Pasifik. Ia diharapkan mengadvokasi kolaborasi yang lebih kuat antara anggota MSG dan masyarakat Pasifik yang lebih luas. Ia telah menekankan pentingnya kepemilikan regional, pengembangan kapasitas kelembagaan, serta memastikan bahwa pengambilan keputusan regional tetap berlandaskan pada nilai-nilai budaya Pasifik, sambil merangkul inovasi, inklusi, dan ketahanan.
ULMWP, Papua Barat Hadir di Suva
Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP) hadir dalam pertemuan MSG sebagai pengamat, dan ada seruan agar Papua Barat dimasukkan sebagai anggota penuh MSG. Diskusi yang sedang berlangsung ini mencerminkan aspirasi yang terus-menerus untuk pengakuan yang lebih besar dan penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat dalam keluarga Melanesia.
Diketahui bahwa Perdana Menteri Marape juga akan menyoroti pembahasannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai Kaledonia Baru. Pembahasan ini biasanya berpusat pada proses dekolonisasi di Kaledonia Baru dan masa depan FLNKS, yang merupakan anggota MSG, mencerminkan kepentingan regional bersama dalam penentuan nasib sendiri masyarakat Kanak. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!