Jayapura, Jubi – Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menjanjikan skema baru pembagian keuntungan bagi masyarakat dengan pemilik lahan Porgera, berlaku pada akhir Maret mendatang. Pertambangan besar emas tersebut sebelumnya dikelola PT Barrick Gold asal Kanada bersama PT Zijin Mining Group asal Tiongkok.
Marape mengatakan Pemerintah Papua Nugini sedang mempertimbangkan pembangunan jalan penghubung alternatif menuju Porgera. Mereka juga berencana mengerahkan lebih banyak polisi ke lokasi tambang untuk menjamin keselamatan para pekerja dan masyarakat sekitar.
“Saya ingin memberi tahu semua orang ini adalah Porgera baru. Perjanjian pembagian keuntungan yang lebih baik bagi para pemilik lahan dan pekerja dilakukan dalam enam bulan pertama 2025,” kata Marape, dikutip RNZ, Rabu (15/1/2025).
PT Barrick Gold dan PT Zijin Mining Group terikat kontrak dalam pengelolaan bersama tambang Porgera selama tiga tahun pada akhir 2023. Namun, pertambangan tersebut berhenti beroperasi setelah Pemerintah Papua Nugini menuntut pemberlakuan skema baru pembagian keuntungan.
Sebagian wilayah konsesi pertambangan Porgera sempat dibuka kembali pada awal 2024. Namun, konflik antarpenambang liar dan longsor menghentikan kembali operasional penambangan.
Marape optimistis New Porgera Mining Limited sebagai pengelola baru mampu menghasilkan pendapatan bagi negara. Pemerintah Papua Nugini akan bekerja sama dengan pemilik lahan Porgera untuk mengatasi konflik sehingga aktivitas penambangan berjalan lancar pada tahun ini.
“Perjanjian pembagian keuntungan dengan masyarakat harus diselesaikan pada kuartal pertama 2025. Saya mengucapkan terima kasih kepada New Porgera Mining Limited atas kesabaran dan kegigihan mereka meskipun menghadapi kendala,” kata Marape. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!