Jayapura, Jubi – Kepala Universitas Nasional Kepulauan Solomon (SINU) percaya bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik memiliki hak untuk menjajaki hubungan dengan mitra non-tradisional.
Doktor Transform Aqorau mengatakan kepada delegasi yang menghadiri Konferensi Asosiasi Studi Politik Kepulauan Pasifik selama dua hari di Wellington minggu lalu, bahwa selama beberapa dekade, kawasan tersebut merasa bahwa mitra pembangunan tradisional belum memberikan cukup manfaat nyata.
“Untuk kemudian disandera oleh kepentingan geostrategis sekelompok negara yang sempit dan lebih kecil pada dasarnya tidak adil bagi kita saat kita berupaya mengeksplorasi hubungan dan kemitraan yang lebih baru,” katanya sebagaimana dilansir Jubi.id dari laman RNZ Pasifik, Senin (24/2025).
“Mengapa? Karena kebutuhan pembangunan masyarakat kita tidak selalu dapat dipenuhi oleh para donor tradisional kita,” lanjutnya.
Doktor Transform Aqorau mengatakan, pemerintah Kepulauan Pasifik telah lebih dewasa dan memiliki lebih banyak pilihan dalam menentukan dengan siapa mereka bermitra.
Menanggapi kekhawatiran tentang bantuan yang digunakan sebagai perangkap utang, wakil rektor SINU mengatakan bahwa bantuan dari semua negara, dapat dipandang sebagai perangkap utang.
Tonga, Vanuatu, dan Samoa menghabiskan sejumlah uang terbesar di dunia untuk membayar utang ke China sebagai proporsi PDB-nya.
Doktor Aqorau mengatakan untuk Kepulauan Solomon, sebagian besar uang dari China berasal dari hibah, bukan pinjaman.
“Saya pikir setiap bantuan kepada suatu negara berpotensi menjadi perangkap utang karena setiap bantuan yang Anda dapatkan merusak kemandirian dan kemerdekaan Anda,” katanya.
Ia mengatakan, lebih penting bagi suatu negara untuk memiliki kemandirian daripada bergantung pada bantuan.
“Dukungan Beijing telah menguntungkan Kepulauan Solomon,” tambahnya, seraya mencatat bahwa stadion besar dan rumah sakit baru berasal dari China, bukan dari mitra tradisional kawasan tersebut.
“Kami sekarang memiliki gedung dan fasilitas baru yang dibangun oleh orang Tiongkok,” katanya.
“Jadi, itu salah satu hal yang saya rasakan dengan tulus – bahwa para pemimpin kita, bukan hanya di Kepulauan Solomon, tetapi juga di seluruh Pasifik, tengah mencari cara agar rakyat mereka dapat didukung ” lanjutnya.
Doktor Aqorau mengatakan bahwa rumah sakit tersebut memiliki fasilitas untuk menangani masalah kesehatan yang kompleks, seperti penyakit jantung dan kanker. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!