Jayapura, Jubi-Sebuah dana amal yang didedikasikan untuk mendukung anggota masyarakat Gold Ridge yang kurang beruntung di Guadalcanal Tengah, telah resmi didirikan.
Dijuluki sebagai isyarat bersejarah dan sepenuh hati, Mingqing Gao, Penjabat CEO Gold Ridge Mining Limited (GRML) dan Ketua Dewan GRML secara resmi menetapkan skema tersebut. Demikian dikutip jubi.id dari laman www.solomonstarnews.com, Minggu (16/2/2025)
Tn. Gao, yang juga merupakan tokoh kunci di Wanguo International Mining Group—pemegang saham utama GRML—mengumumkan inisiatif tersebut dalam upacara serah terima resmi pada hari Jumat.
Wanguo Group, terdaftar di Bursa Efek Hong Kong dengan kapitalisasi pasar HK$14,3 miliar, memiliki kehadiran global yang signifikan, dengan Victor Soar Investment milik Tn. Gao memegang saham utama, dan Achieve Ample Investments Ltd milik Jinzhu Gao sebagai pemegang saham besar lainnya.
Selama upacara tersebut, Tn. Gao berbagi kisah perjalanannya yang penuh inspirasi, menceritakan tahun-tahun awalnya sebagai seorang tentara sebelum beralih ke layanan publik Tiongkok. Setelah naik ke peran manajemen senior yang mengawasi sekitar 10.000 karyawan, ia akhirnya mengambil langkah berani ke dunia bisnis—menghadapi kritik awal dan kesulitan keuangan, tetapi bertahan dengan tekad dan visi.
“Pada awalnya, saya tidak punya uang untuk memulai usaha, jadi saya meminta bantuan teman yang meminjamkan dana atas dasar kepercayaan,” kenang Gao.
“Beberapa tahun pertama sangat menantang, tetapi saya bertekad untuk terus maju. Saya membeli tanah, membangun properti, dan perlahan-lahan mulai dikenal. Itu terjadi pada tahun 1994.”
Perjalanannya membawanya ke Kepulauan Solomon pada tahun 2016, atas undangan dari perusahaan pemilik tanah setempat, Guadalcanal Community Investment Limited (GCIL).
Gold Ridge terletak di Guadalcanal Tengah, sekitar 22 km di tenggara ibu kota negara, Honiara. Gold Ridge menampung sekitar 1,4 juta ons emas yang tersimpan di dalam gunung berapi epitermal. Ross Mining NL memulai pembangunan tambang emas pertama di Kepulauan Solomon pada tahun 1997 dan mengoperasikan tambang emas yang sangat sukses antara tahun 1997 dan 2000, ketika ketegangan etnis (yang tidak terkait dengan tambang) menghentikan operasi.
Makalah ini mendokumentasikan negosiasi dan perencanaan yang cermat yang berlangsung dari tahun 1993 dan khususnya dari tahun 1995 – 1996 yang membuka jalan bagi pengembangan tambang emas di dalam lingkungan hutan hujan tropis yang rapuh di antara masyarakat Melanesia tradisional yang memiliki sedikit pengetahuan sebelumnya tentang kegiatan pertambangan modern.
Mengutip disclosures.ifc.org menyebutkan, program investasi yang diusulkan akan merehabilitasi dan mengganti peralatan yang ada serta membangun kembali area tambang dengan tujuan untuk memulai kembali produksi pada
kuartal ke-4 tahun 2010. Pada produksi penuh, GRML diharapkan dapat memproduksi rata-rata 124.000 oz. emas setiap tahunnya. Proyeksi umur tambang, berdasarkan estimasi cadangan saat ini, hanya kurang dari 8 tahun, dengan potensi untuk memperpanjang umur tambang hingga 12 – 15 tahun dan seterusnya.(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!