Jayapura, Jubi – Komisi Pemilihan Umum atau KPU Vanuatu menetapkan sebanyak 181 kandidat dari 25 partai politik sebagai calon anggota Parlemen Vanuatu pada Pemilu 2025. Namun, mereka masih memberi kesempatan kepada kandidat lain melengkapi persyaratan pendaftaran, hingga hari ini.
Anggota KPU Vanuatu Edward Kaltamat mengatakan pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 2025 mundur dari jadwal sebelumnya. Semula pemungutan suara dijadwalkan berlangsung pada 14 Januari, tetapi ditunda hingga 16 Januari akibat dampak gempa.
“Para kandidat akan memperebutkan 52 kursi parlemen dari 18 daerah pemilihan. Bagi kandidat yang belum disetujui [memenuhi persyaratan], mereka masih punya waktu hingga siang ini untuk melengkapi dokumen-dokumennya,” kata Kaltamat, dikutip RNZ, Senin (6/1/2025).
Mayoritas kandidat yang dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu Vanuatu berasal dari Partai Vanuaku, Persatuan Partai Moderat, dan Partai Pemimpin. Selain itu, Partai Gerakan Reunifikasi untuk Perubahan, Partai Kraon mo Jastis, dan Partai Pembangunan Pedesaan.
Di antara 181 kandidat tersebut, terdapat enam perempuan. Mereka ialah Nadia Kanegai dari calon perseorangan, Vanessa Molisa dari Partai Laverwo, dan Rose Amambath dari Partai Oyoramada Muvmen. Kemudian, Madeleine Tom dari Partai Pembangunan Progresif Vanuatu, Marie Loise Paulette dari Partai Konfederasi Hijau, dan Nora Wells dari Partai Kemandirian Vanuatu.
Kanegai mewakili Daerah Pemilihan Ambae. Sementara itu, Molisa mewakili Daerah Pemilihan Maewo, Amambath mewakili Daerah Pemilihan Epi, dan Tom mewakili Daerah Pemilihan Sheperd. Adapun Paulette dan Wells mewakili Daerah Pemilihan Port Vila.
Selama ini hanya ada satu perempuan menjadi anggota Parlemen Vanuatu, yakni Julia King. Dia menjabat sejak 2008 dan terpilih kembali pada Pemilu 2022.
Namun, King tidak lagi mencalonkan diri pada pemilu mendatang. Kepada The Guardian, King mengaku telah menghabiskan 10 juta Vatu atau sekitar Rp1,36 miliar dalam perebutan kursi Parlemen Vanuatu.
Pemilu percepatan digelar menyusul pembubaran parlemen oleh Presiden Nikenike Vurobaravu. Pembubaran berlangsung menjelang aksi mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Charlot Salwai.
Vanuatu telah memiliki tiga perdana menteri dalam tiga tahun terakhir. Mereka ialah Ismhael Kalsakau, Sato Kilman, dan Charlott Salwai.
Kalsakau menjabat pada November 2022–September 2023, Kilman menjabat pada 4 September–Oktober 2023, dan Salwai menjabat pada Oktober 2023–Desember 2024. Salwai, saat ini menjabat Perdana Menteru Sementara Vanuatu. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!