Jayapura, Jubi – Pemerintah Kepulauan Solomon meresmikan pembangunan kembali aula SMA Kristen Kilusakwalo di Provinsi Malaita, pekan lalu. Dana pembangunan sekolah tersebut disokong Pemerintah Tiongkok.
Solomonstarnews.com melaporkan perenovasian aula SMA Kilusakwalo berlangsung hanya dalam empat bulan pengerjaan. Peresmiannya ditandai serah terima hasil perenovasian, dari Pemerintah Provinsi Jiangsu kepada Pemerintah Provinsi Malaita.
Kepala SMA Kristen Kilusakwalo John Limaito’o berterima kasih kepada Tiongkok yang telah mendanai perenovasian aula sekolah mereka. Limaito’o menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam meningkatkan akses pendidikan bagi komunitas Kilusakwalo.
Gu Wen Long dari Kedutaan Besar Tiongkok memuji kecepatan perenovasian aula SMA Kristen Kilusakwalo. Menurutnya, itu sebagai bukti komitmen Tiongkok dan kerja keras masyarakat Malaita.
“Malaita merupakan provinsi terpadat di Kepulauan Solomon. Ini membuat Tiongkok merasa penting berinvestasi untuk meningkatkan penghidupan Rakyat Malaita,” kata Wen Long.
Dia melanjutkan Tiongkok juga mendanai lebih 20 proyek lain yang saat ini masih dalam pengerjaan di Kepulauan Solomon. Proyek itu berada pada Program Pembangunan Berkelanjutan Pedesaan (RSDP)
Proyek RSDP, di antaranya membangun rumah sakit mini, klinik, ruang kelas, perumahan guru, dan fasilitas sanitasi. Mereka juga membanguna sarana air bersih, pembangkit listrik tenaga surya, pabrik perikanan, dan rumah singgah.
“Tiongkok juga bekerjasama dengan Kepulauan Solomon untuk mengekspor langsung produk pertanian dan kelautan dari Malaita serta provinsi lain ke Tiongkok. Kerja sama ini memberikan manfaat finansial dan sumber pengidupan bagi penduduk Kepulauan Solomon,” kata Long.
Rebutan pengaruh
Kepulauan Solomon mengakhiri aliansi mereka selama puluhan tahun dengan Taiwan pada 2019. Kebijakan Solomon yang mengalihkan hubungan diplomatik mereka kepada Tiongkok tersebut memicu kekhawatiran mengenai makin besarnya pengaruh Beijing dan ancaman perpecahan di Solomon.
Apnews.com melaporkan pengaruh Tiongkok terhadap negara berpenduduk 700 ribu jiwa itu menguat sejak pemerintahan Perdana Menteri Jeremiah Manele. Selain mengalihkan pengakuan diplomatik mereka dari Taiwan, Kepulauan Solomon menandatangani pakta keamanan rahasia dengan Tiongkok.
Kerja sama tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai rencana penempatan pasukan militer Tiongkok di Pasifik, yang selama ini didominasi Amerika Serikat, dan sekutunya. Hubungan erat Solomon dengan Tiongkok juga dinilai dapat melemahkan pengaruh Amerika Serikat dan sekutunya di Pasifik Barat karena berlangsung saat ketegangan diplomatik antara Washington dan Beijing.
Amerika Serikat kemudian membuka kedutaan besar mereka di Honiara, Kepulauan Solomon sejak Januari tahun lalu. Pembukaan kedutaan besar tersebut merespons hubungan Solomon dengan Tiongkok.
Pemerintah Amerika Serikat dalam laman resmi mereka menyatakan sangat menghargai sejarah dan pengorbanan bersama Kepulauan Solomon. Mereka berharap dapat terus memperkuat kemitraan bersama di berbagai bidang, termasuk pembangunan ekonomi, memerangi pandemi Covid-19, dan mengatasi tantangan perubahan iklim.
Pembukaan kedutaan besar di Honiara tidak hanya untuk menempatkan lebih banyak personel diplomatik Amerika Serika di Solomon. Pihak Washington juga ingin meningkatkan keterlibatan mereka pada negara lain di Pasifik.
“Pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat ini melambangkan pembaruan hubungan. Kami menekankan kekuatan komitmen terhadap hubungan bilateral dengan Kepulauan Solomon, dan kemitraan kami di kawasan Indo-Pasifik,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken,” saat pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Solomon. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!