Jayapura, Jubi – Warga Fiji keturunan India mencatatkan persentase yang lebih tinggi dalam penggunaan dan kepemilikan narkoba keras, demikian dilaporkan The Fiji Times pada Selasa (15/10/2024).
Asisten Inspektur Polisi Fiji, Reshmi Singh, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa negara itu memiliki populasi sekitar 929.000 jiwa, dengan 348.375 warga Indo-Fiji dan 527.672 warga asli Fiji. Hal ini dikutip Jubi dari www.rnz.co.nz, Selasa (15/10/2024).
Singh menjelaskan bahwa dari Januari hingga Juli tahun ini, tercatat 319 (0,9 persen) warga Indo-Fiji yang menggunakan narkoba ilegal, dibandingkan dengan 808 (0,15 persen) iTaukei dalam periode yang sama.
Bulan lalu, kepala satu-satunya fasilitas kesehatan mental di Fiji menyatakan bahwa mereka kewalahan menghadapi lonjakan kasus yang terkait dengan narkoba.
Pada bulan Agustus, Menteri Perempuan dan Anak Fiji menyerukan penerapan kembali hukuman mati untuk menangani masalah narkoba. Namun, Perdana Menteri Sitiveni Rabuka menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah solusi yang layak.
ASP Singh juga mencatat adanya peningkatan penyalahgunaan zat terlarang di kalangan komunitas Indo-Fiji, yang menurutnya berkaitan langsung dengan peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga.
“Masyarakat adat memang mengonsumsi metamfetamin, tetapi mereka kemudian membagikannya,” katanya dalam laporan The Fiji Times.
“Warga Indo-Fiji yang bekerja di tempat-tempat yang lebih baik adalah mereka yang mampu, sehingga jumlah pengguna narkoba lebih tinggi di kalangan mereka.”
Ia juga menambahkan bahwa “sebagian besar penyitaan narkoba” melibatkan warga Fiji keturunan India.
Singh mengimbau agar kelompok-kelompok berbasis agama mengambil peran lebih aktif dalam menangani masalah ini. Ia mengatakan kepada surat kabar itu bahwa “biasanya tidak ada tanggapan” dari kelompok-kelompok agama Indo-Fiji ketika polisi menawarkan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah narkoba di komunitas mereka.
Mahesh Chand Sharma, pemimpin Shree Sanatan Dharam Purohit Sabha, mengatakan bahwa meskipun komunitas mereka membahas masalah narkoba, mereka “tidak melihat perlunya melibatkan polisi”.
Sementara itu, Pundit Vishnu Deo, perwakilan dari Shree Sanatan Dharam Purohit Brahman Maha Sabha Fiji, menyatakan bahwa mereka telah melibatkan “orang-orang berpengaruh” untuk berbicara kepada kaum muda dan akan mempertimbangkan untuk melibatkan polisi dalam upaya-upaya di masa mendatang. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!