Jayapura, Jubi – Perusahaan tambang asal Kanada, Island Passage Exploration (IPX), mengumumkan dimulainya fase keempat dari program eksplorasi mereka di Isina, yang terletak di wilayah otonomi Papua Nugini, Bougainville. IPX kini memegang 70 persen saham di Isina Resource Holdings, perusahaan yang tampaknya dikendalikan oleh pemilik tanah setempat.
Proyek eksplorasi ini berfokus pada area seluas 261 kilometer persegi di Crown Prince Range, Bougainville Tengah, yang hanya berjarak sembilan kilometer dari tambang Panguna yang telah ditutup. Panguna, yang pernah menjadi salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, kini tengah dipertimbangkan untuk dibuka kembali oleh pemilik sebelumnya, Bougainville Copper Ltd. Namun, pembukaan kembali tambang tersebut masih terkendala oleh masalah pelanggaran lingkungan dan hak asasi manusia yang dituduhkan kepada perusahaan tersebut.
IPX melaporkan bahwa tiga tahap eksplorasi pertama di wilayah tersebut telah menunjukkan potensi adanya emas, perak, tembaga, molibdenum, dan logam dasar lainnya.
“Kami sangat senang dengan hasil yang kami dapatkan selama fase eksplorasi pertama hingga ketiga. Hasil awal menunjukkan adanya potensi besar dalam penambangan logam dasar dan logam mulia,” ujar juru bicara IPX dalam pernyataan yang dikutip Jubi dari RNZ Pasifik, Kamis (5/12/2024).
Sementara itu, pemerintah Bougainville menyambut baik proyek eksplorasi ini sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan ekonomi wilayah tersebut. Pemerintah Bougainville memandang proyek tambang Panguna sebagai salah satu langkah strategis untuk memperkuat ekonomi, khususnya dalam konteks keinginan wilayah ini untuk meraih kemerdekaan.
Pemerintah Bougainville kini semakin dekat dengan langkah untuk membuka kembali tambang Panguna, yang telah ditutup selama 35 tahun. Tambang ini dulunya dikelola oleh Bougainville Copper Ltd. dan dianggap sebagai salah satu aset terbesar yang dimiliki Bougainville. Setelah bertahun-tahun terhenti, kini ada kemajuan signifikan dalam proyek ini, terutama setelah penandatanganan Perjanjian Kompensasi Akses Lahan antara pemerintah Bougainville dan pemilik tanah setempat.
Perjanjian tersebut sangat penting karena, menurut Sekretaris Departemen Pertambangan Bougainville, Peter Kolotein, “Berdasarkan Undang-Undang Pertambangan Bougainville, setiap pemegang izin eksplorasi harus memperoleh izin dari pemilik tanah sebelum memasuki lokasi eksplorasi.” Kolotein menambahkan, “Setelah 35 tahun penutupan, kini ada kemajuan nyata dalam pembangunan kembali dengan pendekatan konsultatif yang melibatkan semua pihak.”
Presiden Bougainville, Ishmael Toroama, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertambangan, menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian akses lahan ini adalah langkah penting dalam siklus hidup proyek tambang Panguna.
“Ini adalah langkah lain dalam siklus hidup penambangan Panguna, dan kami mengharapkan agar Bougainville Copper Ltd. dapat terus menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan pemilik tanah, untuk memastikan kelancaran kemajuan proyek,” jelas Toroama.
Seiring dengan kemajuan eksplorasi dan pembukaan kembali proyek Panguna, pemerintah Bougainville berharap bisa mempercepat pengembangan ekonomi wilayah tersebut melalui industri tambang, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah. Pemerintah juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan perlindungan lingkungan dalam pengelolaan tambang ke depan. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!