Jayapura, Jubi – Pemerintah Selandia Baru dan Australia hari ini menyerahkan Lapangan Terbang Seghe yang telah diperbarui kepada pemerintah Kepulauan Solomon. Diharapkan pembaharuan itu dapat meningkatkan konektivitas provinsi-provinsi di negara tersebut.
Proyek senilai hampir 55 juta dolar ini didanai bersama oleh Selandia Baru, Australia dan Kepulauan Solomon, dan dilaksanakan oleh Downer dan AECOM.
Pekerjaan peningkatan telah dimulai pada bulan Oktober tahun lalu dan diharapkan akan selesai pada bulan Juni 2024.
Menurut Solomon Airlines, Lapangan Terbang Segi Point dibangun pada akhir Juli 1943 oleh angkatan laut yang didukung oleh Marinir. Lapangan ini dibangun dalam waktu kurang dari 11 hari, dan kemudian digunakan sebagai landasan pesawat tempur untuk mendukung Pendaratan Rendova dan Munda Point.
Dalam pernyataan pers bersama, kedua pemerintah mengatakan bahwa proyek ini menunjukkan komitmen kuat mereka terhadap penerbangan dan pembangunan ekonomi Kepulauan Solomon.
Perdana Menteri Kepulauan Solomon Jeremiah Manele, yang secara resmi membuka Lapangan Terbang Seghe, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua mitra atas kerja keras dan dedikasi mereka terhadap proyek ini.
Wakil Menteri Selandia Baru Winston Peters, yang sedang berkunjung ke Kepulauan Solomon mengatakan lapangan terbang yang ditingkatkan itu akan menjadikannya “lebih aman dan lebih dapat diandalkan”.
“Peningkatan landasan pacu Lapangan Udara Seghe di Provinsi Barat akan memungkinkan penerbangan beroperasi dalam segala kondisi cuaca, menjadikan operasi lebih aman dan lebih andal, serta meningkatkan konektivitas bagi provinsi-provinsi Kepulauan Solomon,” katanya.
Ia mengatakan, Selandia Baru gembira telah bekerja sama dengan Australia dalam proyek tersebut dan menyerahkan kembali lapangan terbang tersebut kepada rakyat Kepulauan Solomon, seraya menambahkan bahwa hal itu berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi negara tersebut.
“Selain meningkatkan lapangan pekerjaan lokal, peningkatan ini akan mendukung pertumbuhan industri pariwisata, memperluas peluang ekonomi, dan meningkatkan akses ke layanan penting serta pembangunan yang lebih merata di seluruh provinsi.”
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan Manele telah memperjelas bahwa pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur adalah prioritas nomor satu pemerintahannya.
“Australia dan Selandia Baru telah mendengarkan dan menanggapi, bekerja sama dengan Pemerintah Kepulauan Solomon untuk meningkatkan Lapangan Udara Seghe agar mendatangkan manfaat ekonomi yang lebih besar, termasuk pariwisata, ke Provinsi Barat” kata Wong.
“Peningkatan ini merupakan bagian dari program yang lebih luas berupa peningkatan lapangan terbang berkualitas tinggi yang didukung oleh Australia dan Selandia Baru untuk membantu membuka potensi ekonomi penuh Kepulauan Solomon,” tambahnya.
Bandara Seghe peninggalan Perang Dunia Kedua
Bandara ini pertama kali dibangun pada 30 Juni 1943 oleh Batalyon Raider Marinir ke-4 Tentara Sekutu Amerika Serikat, dalam fase pembukaan Kampanye Georgia Baru .
Batalyon Konstruksi Angkatan Laut ke-47 (Seabees) mendarat bersama marinir dan segera memulai pembangunan landasan udara tempur. Cuaca buruk dan kondisi tanah yang buruk sempatbmenunda pembangunan, tetapi pada 18 Juli landasan pacu berpermukaan koral berukuran 3.300 kaki (1.000 m) kali 150 kaki (46 m) siap digunakan.
Pada akhir Juli landasan pacu dan tanggul telah selesai dibangun. Pada bulan Agustus landasan pacu diperlebar menjadi 200 kaki (61 m) dan dua tangki gas 42.000 galon AS (160.000 L; 35.000 imp gal) telah dibangun dan pada September 1943, 52 hardstand telah selesai dibangun.
Pertempuran di Gualdacanal sangat terkenal di mana banyak militer AS tewas dalam perlawanan melawan militer Jepang yang semula menduduki wilayah Kepulauan Solomon usai membom pangkalan militer US di Honolulu, Hawaii pada Minggu 7 Desember 1941. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!