Jayapura, Jubi – Lima orang yang dicari oleh otoritas Prancis telah menyerahkan diri di benteng pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru, tepatnya di Kampung Saint Louis. Wilayah ini, yang merupakan bagian dari kota Mont-Dore dekat ibu kota Nouméa, telah diblokade oleh pasukan keamanan Prancis sejak kerusuhan pecah pada 13 Mei lalu.
Pasukan Prancis telah mendirikan dua pos pemeriksaan di jalan provinsi terdekat, secara efektif memblokade akses masuk dan keluar dari Kampung Saint Louis. Blokade ini dipicu oleh meningkatnya kekerasan, termasuk pembajakan kendaraan dan percobaan pembunuhan terhadap petugas penegak hukum.
Jaksa Penuntut Umum Nouméa, Yves Dupas, menyatakan bahwa para tersangka dihadapkan pada dakwaan “percobaan pembunuhan” terhadap petugas keamanan serta “pencurian dengan menggunakan senjata.” Sejak Agustus lalu, beberapa upaya untuk menangkap tersangka telah dilakukan, termasuk insiden di mana polisi Prancis menembak mati seorang Kanak, Victorin Rock Wamytan, setelah mereka diserang.
Ketegangan kembali meningkat pada 19 September ketika dua pemuda Kanak, Samuel Moekia dan Johan Kaidine, tewas dalam upaya penangkapan lainnya. Kondisi ini memicu konflik di Kampung Saint Louis, yang dikenal sebagai pusat gerakan pro-kemerdekaan Kanaky.
Pihak otoritas Prancis mengatakan bahwa mereka terus melakukan negosiasi dengan bantuan para pemimpin adat setempat untuk menahan lebih banyak tersangka. Setelah kematian terbaru, Prancis memutuskan memberikan lebih banyak waktu untuk proses negosiasi, berharap menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.
Namun, Komandan Gendarmerie Jenderal Nicolas Matthéos menekankan bahwa pembukaan kembali jalan yang menghubungkan Nouméa dengan bagian selatan pulau adalah prioritas utama. Warga Mont-Dore saat ini harus menggunakan feri untuk mencapai Nouméa, yang menyebabkan isolasi signifikan.
“Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jalan harus dibuka kembali,” tegas Matthéos, dilansir Jubi dari RNZ.
Sementara itu, kelompok pro-kemerdekaan Kanak dan Front Pembebasan Nasional Sosialis (FLNKS) meminta agar intervensi pasukan keamanan Prancis di Saint Louis dihentikan, dengan harapan bahwa negosiasi damai dapat dilakukan tanpa adanya kekerasan lebih lanjut.
Kerusuhan yang dimulai pada 13 Mei ini telah mengakibatkan 13 korban jiwa, termasuk sembilan warga sipil dan dua polisi, serta menghancurkan lebih dari 800 bisnis dan menyebabkan kerugian ekonomi senilai €2,2 miliar. Saat ini, ada sekitar 6.000 personel keamanan Prancis yang ditempatkan di Kaledonia Baru, dan blokade sebagian besar telah dibersihkan di wilayah lainnya.
Delegasi bipartisan saat ini berada di Paris untuk meminta bantuan dana sebesar €4,1 miliar dari pemerintah Prancis guna memulihkan dan merekonstruksi perekonomian lokal yang terdampak kerusuhan. (*)