Jayapura, Jubi – Pemerintah Kepulauan Solomon melalui Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Medis (MHMS) mengapreasiasi Pemerintah Australia atas kontribusinya sebesar $50 juta terhadap Administrasi Obat Massal (MDA) nasional untuk peluncuran penyakit kudis tahun ini.
Hal ini dikatakan Sekretaris Tetap (PS) MHMS Pauline McNeil saat peluncuran program skabies secara nasional pada tahun 2024 di Honiara, Selasa (4/6/2024) yang dikutip Jubi.id dari solomonstarnews.com, Jumat (7/6/2024).
McNeil mengucapkan terima kasih kepada mitra tradisional negara tersebut atas dukungan besar-besaran pada peluncuran program skabies secara nasional pada tahun 2024. ”Pemberian obat kudis di Kepulauan Solomon dimulai pada tahun 2011 namun terhenti, lalu dilanjutkan kembali pada 2015 tetapi berhenti lagi. Pada tahun 2019, ini dimulai dengan baik,” katanya.
Namun, pandemi COVID-19 dan kerusuhan Honiara 2021 berdampak negatif terhadap pelaksanaan program tersebut,” lanjutnya.
Pada tahun 2023, McNeil mengatakan peluncurannya akan dimulai kembali. “Pada tahun 2023, Kepulauan Solomon menjadi negara pertama di dunia yang menyelesaikan Mass Drug Administration (MDA) untuk skabies,” ujarnya.
Peluncuran yang sukses itu dilakukan oleh Departemen Penyakit Tropis Terabaikan Nasional (NTD) di bawah MHMS.
Kudis adalah infestasi tungau gatal pada kulit manusia yang secara medis disebut sebagai Sarcoptes scabiei var. homini.
“Karena keberhasilan peluncuran ini, Pemerintah Australia turun tangan untuk menyediakan dana latihan tersebut,” kata MHMS PS kepada hadirin saat acara peluncuran.
Dia kemudian mendorong penduduk Kepulauan Solomon untuk mendapatkan pengobatan agar kebal dari penyakit tropis ini.
“Mungkin saja beberapa dari anda menderita kudis tanpa menyadarinya,” kata PS McNeil.
PS McNeil lebih lanjut menghimbau kepada tokoh masyarakat dan orang tua untuk mengizinkan perawat dan petugas kesehatan mengunjungi komunitas mereka untuk memberikan obat tersebut kepada penduduk kampung.
Dia memuji para perawat yang rela menempuh jarak jauh dan cuaca buruk untuk mengunjungi komunitas pedesaan dan melakukan latihan.
PS McNeil mengatakan program ini telah meningkat dan mengalami kemajuan pesat meskipun ada tantangan yang dihadapi MHMS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pandemi COVID-19 dan kerusuhan Honiara 2021.
Berbicara atas nama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Lia Tanabose mengatakan ada anak-anak yang mengalami kesakitan dan menderita kudis.
“Karena itu, mereka tidak bisa bersekolah.” katanya seraya menambahkan penting bagi MDA untuk membuat kemajuan demi kebaikan seluruh penduduk Kepulauan Solomon.
Dia meyakinkan negaranya bahwa WHO berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis terhadap penyebaran skabies di Kepulauan Solomon.
Tanabose mengucapkan selamat kepada MHMS atas pencapaian hasil yang baik selama peluncurannya pada tahun 2023.
Setelah peluncuran tersebut, penyadaran dan registrasi akan dimulai di seluruh komunitas di seluruh negeri sebelum obat tersebut diberikan kepada mereka yang membutuhkannya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!