Jayapura, Jubi – Seorang perempuan Fiji-Amerika telah menjadi astronot analog pertama dari negara Kepulauan Pasifik itu. Pilot dan insinyur cyber, Neharika Gambhir, 26 tahun, berasal dari Suva dan kini bermarkas di Washington DC, tempat ia bergabung dengan kru perempuan Ekspedisi Analog 92, dengan mengenakan bendera Fiji pada seragamnya.
Seorang astronot analog menyimulasikan misi luar angkasa di bumi, untuk membantu mempersiapkan perjalanan berawak di masa mendatang. Mimpinya adalah menjadi astronot komersial, dan dia juga menjalani pelatihan pencalonan ilmuwan astronot di Institut Ilmu Administrasi Internasional di Washington DC.
Gambhir telah menempuh perjalanan selama empat atau lima tahun untuk terpilih dalam program astronot. Tahun ini ia resmi menjadi warga negara Amerika, demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Selasa (19/11/2024).
Dia telah berlatih untuk misi luar angkasa potensial di masa depan, dalam lingkungan yang meniru pengalaman luar angkasa di mana dia harus menguji peralatan dan respons medis.
Ia mengatakan bahwa dirinya “sangat bangga dan senang dapat mewakili negaranya”, saat mendapat sambutan hangat dari Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka dan Wakilnya Biman Prasad di platform media sosial mereka.
Gambhir berkata dia kehilangan kata-kata. “Saya masih terkejut bahwa hal ini mendapat begitu banyak pengakuan,” katanya, “Bangun-bangun karena banjir pesan dan dukungan dari para pemimpin Fiji dan teman-teman keluarga di rumah.”
“Senang rasanya jika ada perwakilan untuk semua anak perempuan dan laki-laki di kampung halaman.”
Gambhir mengatakan kakeknya membacakan buku tentang luar angkasa kepadanya saat ia masih kecil. Ia juga ingat saat pertama kali terbang dari Nadi ke Melbourne, yang menumbuhkan kecintaannya pada dunia penerbangan. Sekarang, dia menerbangkan pesawat, termasuk pesawat Perang Dunia II, untuk pertunjukan udara lintas negara.
Pada Juni, ia menerbangkan “Su”, pesawat Fuji LM-1 Jepang yang mampu melaju dengan kecepatan 350 knot – lebih dari 600 kilometer per jam. Pesawat itu merupakan satu dari empat pesawat yang tersisa di dunia.
Gambhir pindah ke Amerika dengan impian menjadi astronot, dan bekerja di tiga bidang untuk membiayai pendidikannya. Ia mendaftar di program bootcamp keamanan siber, yang membantu membiayai kuliahnya dan memulai kariernya.
Nasihatnya bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejaknya adalah kejarlah impian sendiri, dan bercita-citalah setinggi bintang.
“Saat Anda mendapat ide-ide acak atau dorongan membara untuk melakukan sesuatu, terkadang hidup menghampiri Anda, dan Anda meragukan diri sendiri.”
“Saya akan memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang terlalu berat bagi Anda dan teruslah meraih impian Anda. Pastikan Anda meraih setiap peluang,” katanya.
“Carilah ilmu di mana saja kamu bisa mendapatkannya,” ujarnya lagi. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!