Jayapura, Jubi – Mantan Perdana Menteri Manasseh Sogavare telah ditugaskan untuk menjaga perekonomian negara Kepulauan Solomon. Dia masuk dalam kabinet baru Perdana Menteri Jeremiah Manele dalam penunjukan menteri baru sebagai Menteri Keuangan.
“Menteri Keuangan baru termasuk di antara sembilan orang yang diambil sumpahnya di hadapan Gubernur Jenderal Sir David Vunagi pekan lalu,” demikian dikutip jubi.id dari https://indepthsolomons.com.sb, Minggu (12/5/2024).
Politisi kelahiran Popondetta, Provinsi Utara, Papua Nugini pada 17 Januari 1955 itu pernah menjadi PM Solomon empat periode, yaitu 2000-2001, 2006-2007, 2014-2017, dan 2019-2024.
Ia mengundurkan diri dari pencalonan PM Solomon pada Pemilihan Umum 2024 dan PM Solomon yang baru sebenarnya sama-sama berkoalisi dalam Partai KAMI di Parlemen Nasional Solomon.
Bukan hanya jabatan PM Solomon, politisi senior ini juga beberapa kali menjadi Menteri Keuangan. Total sembilan tahun dari 2000-2001, 2006-2007, 2014-2016, dan 2019-2024. Putra misionaris ini dikritik banyak pengamat politik karena dmembuat kemunduran demokrasi dan juga semakin otoriter dalam kepemimpinannya.
Pada 16 September 2019, pemerintahan Sogavare mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT), mengalihkan pengakuan dari Republik Tiongkok setelah 36 tahun. Dalam sebuah pernyataan, Sogavare mengumumkan keputusan tersebut mewakili kemajuan kepentingan nasional Kepulauan Solomon, hasil dari gugus tugas bi-partisan untuk menyelidiki dan mengonfirmasi fakta seputar ‘Prinsip Satu Tiongkok’.
Tokoh oposisi Mathew Wale mengeritik kedekatan Solomon dan Tiongkok, bahkan saat PM Manaseh Sogavare ke Beijing pada 10 Juli 2023 dan disambut pejabat tinggi Tiongkok, Sogavare menyatakan, “I am back home.”
Komentar ini mendapat kecaman dari Matthew Wale sebagaimana dilansir solomonstarnews.com sangat mengejutkan mendengar pernyataan seperti itu dari Perdana Menteri Kepulauan Solomon di luar negeri.
“Untuk Perdana Menteri yang menyiratkan bahwa China adalah rumahnya, tidak diplomatis dan memalukan,” kata Wale.
Pernah kritik Indonesia di PBB
Manasseh Sogavare juga sangat lantang dalam pidato di PBB, pada 22 September 2017 berbicara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Dia mengutuk Korea Selatan atas uji coba rudal balistik mereka. Bahkan Sogavare pernah pula mengecam Indonesia atas kekerasan di Papua Barat.
Namun kritik terhadap Indonesia akhirnya tidak ada lagi dari Sogvare setelah mendapat bantuan pembangunan lapangan serba guna dalam persiapan Pasifik Games 2023.
Tak heran kalau tokoh oposisi dari negara Kepulauan Solomon, Matthew Cooper Wale yang mengangkat isu praktik politik uang 30 keping perak dan pengkhianatan murid Yesus bernama Yudas Iskariot.
Waktu itu Solomon Star News menulis, “Wale: Indonesia’s ‘futsal gift’ should not deter our stand for West Papua” (Wale: ‘Hadiah futsal’ dari Indonesia tidak boleh menyurutkan semangat kami untuk Papua Barat).
Pemimpin Oposisi Parlemen Solomon Island, Matthew Wale mengatakan penyerahan Stadion Futsal baru dari Pemerintah Indonesia seharusnya tidak menghalangi dukungan Kepulauan Solomon untuk sesama warga Melanesia di Papua Barat.
Hadiah dari Indonesia, kata Mr Wale, Kepulauan Solomon seharusnya tidak pernah membiarkan ini menjadi 30 keping perak untuk mengkhianati sesama orang Melanesia di Papua Barat.
“Maksudmu 30 pcs perak?” tulis Wale dalam akun pribadi @MatthewCWale.
Ia menulis pada akun pribadi Twitter-nya menanggapi pernyataan Perdana Menteri Sogavare di parlemen Solomon saat menyampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi akan tiba di Honiara, Kepulauan Solomon pada 6 September 2023 untuk membuka stadion Friendship Hall Futsal. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!