Jayapura, Jubi – Kepala organisasi kampanye lingkungan Greenpeace di Pasifik, menggambarkan komentar Presiden Azerbaijan bahwa minyak dan gas adalah “karunia Tuhan” sebagai sesuatu yang “mengecewakan”.
Presiden Ilham Aliyev memuji penggunaan bahan bakar fosil dan mengkritik “media berita palsu Barat, yang disebut LSM independen, dan beberapa politisi” karena “menyebarkan disinformasi” tentang negaranya pada upacara pembukaan KTT perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa COP29 minggu ini.
“Porsi Azerbaijan dalam emisi gas global hanya 0,1 persen,” katanya sebagaimana dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Kamis (14/11/2024).
Dia mengatakan semua “Media internasional yang ingin menyerang saya, dapat mengutip saya bahwa saya mengatakan sumber daya alam adalah anugerah Tuhan.”
“Minyak, gas, angin, matahari, emas, perak, tembaga, semuanya merupakan sumber daya alam dan negara-negara tidak boleh disalahkan karena memilikinya, dan tidak boleh disalahkan karena membawa sumber daya ini ke pasar, karena pasar membutuhkannya.”
“Ini pesan saya untuk COP29. Kami akan menjadi pendukung kuat transisi [energi] hijau, tetapi pada saat yang sama kami harus realistis.”
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pada KTT Aksi Iklim Pemimpin Dunia di COP29 sebelumnya bahwa “menggandakan bahan bakar fosil adalah tidak masuk akal”.
“Revolusi energi bersih sudah di depan mata. Tak ada kelompok, bisnis, dan pemerintah yang dapat menghentikannya,” katanya.
Kepala Greenpeace untuk wilayah Pasifik, Shiva Gounden, mengatakan “Kenyataannya adalah bahwa bagi masyarakat Pasifik dan Global Selatan yang menghadapi dampak krisis iklim yang meningkat, bahan bakar fosil adalah kutukan.”
Ia mengatakan COP29 diadakan dengan latar belakang bencana cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh dunia.
![banner 400x130 banner 400x130](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/12/Adv-Nataru-PTFI-1.png)
“Siapa yang harus membayar kerusakan iklim ini, dan atas hilangnya serta rusaknya mata pencaharian, tanah, dan budaya yang telah terjadi?”
“Itulah yang harus disetujui para pemimpin di Baku. Kini setelah pernyataan pembukaan dibuat, panggung telah disiapkan untuk dialog COP29 yang paling penting bagi negara-negara untuk menetapkan dan menyetujui kesepakatan pendanaan iklim baru, Sasaran Kuantifikasi Kolektif Baru.
Juru kampanye itu mengatakan negara-negara harus memanfaatkan peluang tersebut.
“Dalam semangat perlawanan ini, para negosiator Pasifik dan Global Selatan akan berjuang mati-matian untuk mengamankan kesepakatan yang paling ambisius dan sesuai tujuan, yaitu dalam jumlah triliunan, bukan miliaran, yang secara realistis merupakan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi skala bencana iklim yang dihadapi masyarakat kita,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!