Jayapura, Jubi – Kerusuhan di Kaledonia Baru telah menelan korban ke-10 pada hari Rabu (10/7) demikian menurut rnz.co.nz yang dikutip Jubi Kamis (11/7/2024).
Jaksa Penuntut Umum Nouméa, Yves Dupas, mengkonfirmasi pada hari Rabu mengenai insiden dan kematian tersebut, dengan mengatakan bahwa korban telah menembaki polisi Prancis, yang kemudian membalas tembakan.
Baku tembak juga telah dilaporkan terjadi pada hari sebelumnya, sejak pasukan keamanan Prancis tiba di lokasi.
Menurut laporan, korban adalah keponakan dari politisi pro-kemerdekaan terkemuka dan ketua Kongres lokal, Roch Wamytan.
Pada hari Minggu, selama siaran langsung malam pemilihan, ia mengatakan kepada televisi publik NC la 1ère bahwa “sebagai Great Chief Saint Louis dan sebagai Presiden Kongres, saya merasa apa yang terjadi di Saint Louis sangat disesalkan”.
Pada Minggu malam, polisi Prancis harus mengevakuasi dua suster biarawati dari Misi Marist Saint Louis setelah para ‘perusuh’ bersenjata diduga mengancam mereka dengan todongan senjata dan memerintahkan mereka untuk pergi.
Ini adalah korban ke-10 dalam daftar korban tewas resmi sejak kerusuhan pecah di Kaledonia Baru pada 13 Mei. Termasuk di dalamnya dua polisi Prancis.
Pasukan keamanan Prancis telah meluncurkan operasi di Saint Louis pada hari Selasa dalam upaya untuk memulihkan hukum dan ketertiban serta membongkar beberapa penghalang jalan dan barikade yang didirikan oleh para ‘perusuh’ di daerah yang dikenal sebagai areal kubu pro-kemerdekaan.
Beberapa insiden pembajakan mobil juga telah dilaporkan di dekat misi Saint Louis selama beberapa hari terakhir di bagian jalan strategis yang mengarah ke ibukota Nouméa.
Insiden-insiden tersebut digambarkan oleh para korban sebagai tindakan mencuri kendaraan, mengancam dengan todongan senjata, mempermalukan pengemudi dan penumpang serta, dalam beberapa kasus, membakar kendaraan.
Walikota Mont-Dore, Eddie Lecourieux, mengutuk keras tindakan tersebut sebagai tindakan yang “tak terkatakan” dan “tak dapat dibenarkan”.