Jayapura, Jubi- Setidaknya 20 orang tewas dan ratusan wanita dan anak-anak mengungsi setelah empat hari bentrokan antara dua klan yang tinggal di dekat tambang emas Porgera di Provinsi Enga, Papua Nugini.
Konflik ini terjadi antara dua klan asli dan juga klen pendatang di areal tambang.
Kekerasan semakin meningkat pada malam hari, ketika salah satu klan menyerang klan lain yang tinggal paling dekat dengan lokasi tambang. Beberapa orang lagi tewas dalam serangan itu.
Seorang anggota senior masyarakat Porgera, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan: “Tingkat kekerasan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang dibunuh secara acak dan unsur-unsur kriminal telah menguasai kota.”
Beberapa gedung dibakar saat serangan balasan berlanjut pada Minggu pagi. Operasional di tambang Porgera telah dihentikan.
Para pekerja di tambang tersebut diperintahkan masuk ke lapangan squash tambang demi keselamatan, banyak di antara mereka yang mengungkapkan rasa takut terhadap nyawa mereka.
Perempuan dan anak-anak yang berada paling dekat dengan tambang melarikan diri ke area kamp yang dihuni para pekerja lokal. Puluhan orang lainnya mencari perlindungan di Mountain Lodge, sebuah motel di dekat lokasi tambang. Yang lainnya diangkut dengan truk-truk pengangkut ke lokasi lain yang jauh dari pertempuran.
Saat ini ada 122 personel keamanan di lapangan, termasuk anggota regu mobil dan pasukan Pertahanan PNG.
Pengacara dan pemimpin masyarakat Lakis Ruing mengatakan personel polisi dan militer kalah jumlah dan tidak mampu menahan pertempuran secara memadai.
“Kita butuh pemimpin. Kita butuh pemerintah untuk mengirim lebih banyak polisi dan militer untuk meredakan pertikaian.”
Pada Sabtu (14/9/2024) malam, Komisaris Polisi David Manning mengeluarkan perintah darurat untuk mengizinkan penggunaan kekuatan, serta polisi tambahan untuk melindungi “infrastruktur penting” dan penduduk yang “diteror dan diserang oleh penambang ilegal”.
“Stasiun Porgera dinyatakan sebagai area terlarang bagi semua orang yang bukan penduduk. Jam malam berlaku antara pukul 6 pagi hingga 8 pagi di seluruh Lembah Porgera dan ini akan diberlakukan tanpa kecuali,” kata komisaris tersebut.
“Kami tidak akan menerima terorisme seperti itu oleh mereka yang menyusup ke lembah Porgera.”tambahnya.(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!