Jayapura, Jubi- Seorang petani nenas di Bena, Dataran Tinggi Timur, telah membuka pusat perdagangan nenas di Kampung Sogomi miliknya.
Frank James, 25, beralih mengolah tanah setelah meninggalkan Sekolah Menengah Goroka pada 2019 untuk menanam nenas.
“Saya tidak berprestasi di sekolah dan membuang-buang waktu saya di sana, bahkan ketika bersekolah di Sekolah Teknik Gotomi dan Saya kembali ke Sogomi dan menanam nenas,” katanya sebagaimana dilansir dari thenational.com, Minggu (19/3/2023).
Dia menambahkan mampu membeli kendaraan setelah menjual nenas di Pasar Utama Goroka.
Selain itu James juga membangun rumah semi permanen seharga K5.000 (1 Kina = Rp 3500,-)
Dia kemudian mendirikan Perdagangan Nenas Segar Mamato dan fasilitas seharga K17.300.
“Mimpi kita bisa menjadi kenyataan jika kita bekerja keras,” katanya.
Saat ini sedang musim nenas di Dataran Tinggi Timur dan pasar utama Goroka dibanjiri buah.
Sebagian besar yang dijual di sana diangkut dari Bena, beberapa kilometer dari kota Goroka.
Dua penjual reguler adalah Tate Amaile dan istrinya, Luisa Tate, dari desa Oiafauyufa di distrik Bena bagian bawah.
Orang tua tiga anak ini mulai bertani ndnas setelah menyadari bahwa dua anaknya telah mencapai sekolah menengah atas, dan meraih prestasi akademik yang luar biasa.
Amaile mengatakan mereka berasal dari bagian terpencil provinsi dan hasil panen utama mereka adalah kopi dan nenas.
“Karena kopi adalah tanaman musiman, kebanyakan orang di Benna lebih rendah menanam nenas untuk memenuhi biaya sekolah anak-anak mereka dan untuk kebutuhan dan keinginan dasar sehari-hari,” kata Amaile.
Dia mengatakan keluarganya mulai menanam nenas pada 2006.
Amaile berkata dari hasil penjualan nenas, “kami memiliki modal yang cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak saya”.
Dia mengatakan putra sulung mereka akan menempuh tahun pertama di PNG University of Technology di Lae, Morobe.
Si anak akan duduk di kelas 11 di Sekolah Menengah Gembala Baik di Madang, sedangkan si bungsu akan duduk di kelas 8 di rumah.
Amile mengatakan mereka biasanya membawa pulang K150 hingga K200 sehari dari hasil penjualan. (*)
