Jayapura, Jubi – Pemerintah Papua Nugini (PNG) mengungkapkan bahwa ada uang tebusan sebesar US$28.000 yang dibayarkan kepada para penculik. Pembayaran ini dilakukan pihak pemerintah untuk menjamin pembebasan bagi akademisi Prof Bryce Barker dan dua peneliti wanita lokal.
RNZ.com mengutip The National melaporkan Menteri Keamanan Dalam Negeri, Peter Tsiamalili, mengatakan bahwa “negosiasi sengaja dilakukan oleh pihak ketiga, melalui strategi operasional yang disepakati, agar tidak membahayakan posisi negara dalam penegakan hukum.”
Ketiganya adalah yang terakhir dari tujuh sandera yang diambil oleh orang-orang bersenjata di daerah terpencil di Gunung Bosavi di perbatasan Dataran Tinggi Selatan dan Hela.
Dikatakan, saat itu mereka sedang melakukan kerja lapangan di bagian terpencil dataran tinggi PNG ketika mereka ditangkap oleh geng kriminal yang menuntut uang tebusan untuk kebebasan mereka.
Tsiamalili mengatakan keluarga sandera, pendukung, komunitas lokal, dan otoritas lokal juga terlibat dalam negosiasi.
Dia mengatakan penting bagi publik untuk memahami sifat sensitif dari apa yang terjadi dalam apa yang merupakan “aksi terorisme”.
Presiden pemerintah daerah Mt Bosavi, Daffy Meo, mengirimkan permintaan maafnya kepada keluarga dan kerabat dari tiga sandera yang dibebaskan pada Minggu (26/2/2023).
Melalui akun Facebook telah diumumkan pembebasan para sandera di Facebook, Perdana Menteri PNG, James Marape, berterima kasih kepada polisi dan pasukan pertahanan, pemimpin lokal dan masyarakat atas bantuan mereka.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, memuji pembebasan tersebut melalui akun Twitter, menyambut kepulangan mereka dengan selamat. Prof Bryce Barker adalah warga Selandia Baru yang sekarang tinggal di Australia. (*)