Jayapura, Jubi – Jalan darat menuju Vanimo, ibukota Provinsi Sepik Barat-Papua Nugini, dari perbatasan Wutung bisa ditempuh dengan waktu sekitar dua jam atau paling cepat 1,5 jam.
Jurnalis Jubi.id pertama kali melintasi perjalanan dari Wutung ke Vanimo sekitar April 2002. Waktu itu jalan dari Wutung ke Vanimo belum diaspal dan masih pengerasan dengan karang dan pasir.
Pada awal Maret 2023, jalan menuju Vanimo sudah beraspal dan jembatan yang lama sudah diperbaiki sehingga jalan-jalan sudah mulus dan tak ada jalan lagi berlubang.
Begitu pula dengan Bandara Vanimo, sudah berbeda, tak memakai terali besi dan juga sudah memiliki X-ray untuk memeriksa barang bawaan para penumpang yang hendak bepergian dengan penerbangan Air Nugini ataupun PNG Air.
Jika hendak bepergian ke Vanimo, jelas harus memakai visa atau bagi pelintas batas tradisional cukup dengan memakai kartu pelitas batas berwarna merah. Sebaliknya, untuk warga pelintas tradisional dari Papua Nugini yang hendak berkunjung ke Jayapura, cukup menggunakan kartu pelintas batas berwarna kuning maupun visa dan paspor.

Selama perjalanan dari Wutung, harus menyusuri sepanjang pantai. Berbeda dengan perjalanan dari Jayapura ke Wutung, tidak melalui jalan pesisir pantai tetapi melalui jalan berkelok kecuali melewati jalan jembatan merah di Teluk Youtefa.
Cukup cepat perjalanan menuju tapal batas RI dan PNG. Jarak dari Wutung ke Vanimo sekitar 101,2 Km dapat ditempuh dengan kendaraan minibus selama dua jam atau bisa juga satu setengah jam.

Dari Wutung, Anda harus melewati beberapa kampung sepanjang pesisir pantai hingga menuju Kota Vanimo. Kampung bernama Kampung Wutung, selanjutnya Kampung Dabi dengan air kali yang berwarna jernih sekali. Terdapat pantai yang biasa disebut Filipino Beach. Kemudian ada Kampung Yako dan Kampung Waromo. Terdapat rumah warga Papua Barat yang tinggal di Kampung Waromo ini.
Hal ini diakui pula oleh Suzana Wanggai, mantan Kepala Badan Perbatasan Provinsi Papua, dalam Suzana Wanggai channel Youtube-nya bertitel Mau ke Vanimo Town Papua New Guinea, begini perjalanannya.
Sedangkan Kampung Lido adalah kampung terakhir menuju Kota Vanimo, ibukota Provinsi Sepik Barat atau dulunya dikenal dengan nama Sandaun Province.
Sandaun adalah kata dalam bahasa Tok Pisin yang berasal dari bahasa Inggris ‘matahari terbenam’ karena provinsi ini terletak di sebelah barat negara tempat matahari terbenam.

Menariknya, dalam perjalanan dari Wutung ke Vanimo, jelas pantainya sangat indah, air kali yang mengalir berwarna sangat jernih, dan warga menanam tanaman furing atau puring termasuk kelapa dan pinang.
Rumah-rumah penduduk di sana kebanyakan rumah panggung beratap seng dan berdinding kayu. Walau ada pula penduduk yang membangun rumah panggung beratap daun sagu dan berdinding gabah-gabah atau pelepah daun sagu.
Air yang mengalir ke laut sangat jernih sehingga pantai dan laut di sepanjang pantai Provinsi Sepik Barat banyak ikan berbagai jenis terutama ikan batu di terumbu karang yang masih utuh dan tidak tercemar.

Provinsi Sepik Barat dengan ibukota Vanimo ini adalah provinsi daratan paling barat laut Papua Nugini. Ini mencakup area seluas 35.920 km2 (13868 m2) dan memiliki populasi 248.411 (sensus 2011).
Pada Juli 1998, daerah di sekitar kota Aitape dilanda tsunami besar yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 7,0 yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Lima desa di sepanjang pantai barat Vanimo menuju perbatasan internasional yaitu Lido, Waromo, Yako, Musu atau Moso, dan Wutung. (*)
