Jayapura, Jubi – Ada cadangan emas yang cukup untuk mendukung operasi 10 tahun ke depan di tambang emas Porgera, Papua Nugini (PNG).
Tambang emas Porgera yang dihentikan sejak 2020, semakin dekat untuk melanjutkan operasinya. Pasalnya, pemerintah negara tersebut, anak perusahaan lokal Barrick Gold, dan New Porgera telah menandatangani kesepakatan baru untuk mempercepat pembukaan kembali tambang.
Enga yang saat ini 51 persen dimiliki oleh PNG, menurut Kumul Minerals Holdings Ltd (KMHL).
Ketua KMHL, Dr Ila Temu ,mengatakan Barrick Niugini Ltd (BNL) telah memenuhi semua bagian pemegang saham PNG dari biaya perawatan dan pemeliharaan, dan biaya awal.
KMHL adalah perusahaan pertambangan nasional, diamanatkan sebagai nominee eksklusif untuk memegang dan mengelola investasi aset pertambangan.
“Belum ada eksplorasi yang dilakukan selama masa perawatan dan pemeliharaan,” katanya sebagaimana dikutip Jubi.id dari https://www.thenational.com.pg/porgera-gold-reserves-sufficien. “Bagaimanapun, semua hasil eksplorasi saat ini adalah milik BNL. Sumber daya 10 tahun ke depan harus dibuktikan selama 10 tahun pertama operasi,“ katanya.
“Barrick telah mengembangkan dan mempresentasikan model yang menunjukkan bahwa tambang tersebut akan menguntungkan. Pembagian manfaat yang disepakati berdasarkan model ini,” kata Temu.
Dia mengklarifikasi bahwa 36 persen saham KMHL di Porgera selama 10 tahun ke depan akan digunakan untuk membayar biaya perawatan dan pemeliharaan BNL.
BNL mengatakan kepada The National tahun lalu bahwa mereka telah menghabiskan lebih dari K1 miliar untuk perawatan dan pemeliharaan tambang.
“Penting untuk dipahami bahwa Barrick telah mendanai semua bagian pemegang saham PNG dari biaya perawatan dan pemeliharaan serta biaya awal,” katanya.
“Jika Barrick tidak melakukan ini, kami harus pergi dan meminjam untuk mendanai 51 persen saham kami.”
“Di bawah pengaturan yang disepakati, Barrick harus menutup semua ini dari 36 persen dividen Kumul (KMHL).
“Ini adalah pengaturan yang jauh lebih menguntungkan daripada meminjam di pasar dengan biaya bunga tinggi.”
Temu mengatakan pemegang saham lainnya adalah pemerintah Enga di bawah Minerals Resources Enga (5 persen) dan pemilik tanah (10 persen) akan menerima dividen mereka. (*)