Jayapura, Jubi- Salah satu cara menyelamatkan spesies langka dari ancaman kepunahan adalah melakukan perlindungan terhadap habitat. Perubahan lingkungan dan aktivitas mengubah bentangan alam justru mempercepat hilangnya ekosistem dan lingkungan hidup.
“Salah satu cara untuk mengembalikan spesies yang terancam punah adalah melindungi habitatnya,” kata Menteri Lingkungan Hidup Vanuatu, Ralph Regenvanu sebagaimana dikutip jubi.id dari dailypost.vu.
Dia menambahkan aktivitas manusia mengancam kelangsungan hidup banyak spesies. “Salah satu cara bagi masyarakat, lembaga, dan pemerintah untuk menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyelamatkan spesies yang terancam punah adalah melalui perlindungan habitat,”katanya.
Menteri Lingkungan Hidup, Ralph Regenvanu, menekankan hal ini ketika berbicara tentang pentingnya COP15 bagi Vanuatu. “Negosiasi pada Konferensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa ini sedang berlangsung di Kanada, berfokus pada pencapaian kesepakatan global untuk menghentikan dan membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati,”katanya.
Dikatakan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim adalah dua ancaman terbesar yang dihadapi umat manusia. “Vanuatu adalah rumah bagi berbagai hotspot keanekaragaman hayati yang perlu dilindungi,”tambahnya.
Regenvanu mengatakan berpartisipasi di COP15 adalah kesempatan menemukan sumber pendanaan alternatif, agar lebih banyak aksi bisa dilakukan untuk kelestarian keanekaragaman hayati nasional.
Menurutnya, banyak spesies di Vanuatu menurun karena aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebihan dan pembukaan semak untuk menanam kava yang merupakan penyebab deforestasi, dan jika tidak dilindungi mereka akhirnya akan punah.
Untuk mencegah kepunahan spesies tersebut, habitat harus dilindungi. Dia mengatakan perlindungan habitat dapat dipraktikkan melalui praktik tradisional dan hukum yang ditegakkan oleh departemen lain.
“Keanekaragaman hayati kita telah dikelola dengan baik melalui praktik adat kita dari generasi ke generasi, tetapi praktik ini hilang,” katanya.
“Kami (Vanuatu) memiliki kawasan adat dan konservasi masyarakat yang besar di sebagian besar semua pulau. Kami berusaha menjaga lingkungan yang baik untuk semua jenis burung dan hewan di habitat ini. “The Department of Environmental Protection and Conservation (DoEPC) akan bekerja dengan masyarakat untuk menemukan cara menggunakan hukum dan adat untuk mengelola kawasan konservasi tersebut,”kata Regenvanu
Lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk mengatasi spesies invasif, yang dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan menyebabkan kepunahan tumbuhan dan hewan asli.
DoEPC telah melakukan banyak hal, tetapi masih banyak lagi yang harus dilakukan, katanya. Dia merasa kehadirannya di COP15 penting, Karena dia dapat berbicara tentang tindakan dan menetapkan target pada keanekaragaman hayati sehingga Vanuatu dapat mengakses dana untuk mengekang kehilangan spesies dan melindungi keanekaragaman hayati.
“Banyak proposal akan dinegosiasikan pada Konferensi Keanekaragaman Hayati COP15 untuk membahas spesies invasif dan masalah keanekaragaman hayati lainnya,”katanya seraya menambahkan hubungan antara melindungi keanekaragaman hayati dan mengatasi perubahan iklim juga akan dibahas. (*).