Jayapura,Jubi- Para pemimpin Pasifik sangat sadar akan ancaman nyata perubahan iklim di kawasan itu. Itu ditunjukkan pada sikap kolektif mereka untuk mengatasi masalah ini pada sesi Majelis Umum PBB ke-77 di New York pekan lalu.
Hal ini dikatakan Perdana Menteri wanita pertama Samoa, Fiame Naomi Mataafa dalam pidatonya di Majelis Umum PBB,sebagaimana dilansir talamua.com.
Pekan lalu, pihaknya menyerukan adanya tindakan kolektif melawan dampak perubahan iklim. Seruan tersebut sangat sesuai dengan tema sesi “ Solusi Transformatif untuk Tantangan yang Saling Menguntungkan.”
“Seiring dengan tantangan global yang kami hadapi, kami menyoroti perlunya langkah-langkah berkelanjutan untuk mengatasi pemulihan ekonomi Pasca-Covid, mendesak semua negara untuk menyelesaikan dan bekerja menuju perdamaian dan keamanan, meningkatkan ketahanan dari dampak perubahan iklim, serta mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) kami dan Agenda 2030,” katanya.
Dia menyadari, ini adalah saat-saat kritis di dunia karena “krisis yang kompleks dan saling berhubungan”, dan dia percaya semua dapat dicapai melalui upaya kolektif dan tindakan mendesak PBB.
“Kami membutuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang efektif untuk memobilisasi upaya kolektif kami dan untuk mendorong tindakan mendesak untuk mengatasi masalah ini,” kata Fiame.
Dia menunjukkan, kekuatan pendorong dalam mencapai tujuan seperti itu adalah melalui negara-negara yang berdiri bersama untuk melawan tantangan.
“Bersama-sama kita harus meningkatkan tindakan kita dengan urgensi untuk mengatasi keadaan darurat iklim, atau planet kita akan hilang dari kita dan generasi mendatang, ”kata Fiame.
Dia menekankan, perubahan iklim tetap menjadi prioritas nomor satu Samoa dan Pasifik.
“Bagi komunitas Pasifik, tantangan utama adalah mengamankan tindakan untuk bertahan hidup, dan kita semua harus memikul tanggung jawab kita dan memainkan peran kita,” katanya.
“Para pencemar dan penghasil emisi besar memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral untuk memenuhi komitmen mereka menjelang COP27. Mengapa? Karena mereka memegang kunci untuk mencapai janji 1,5 derajat dari Perjanjian Paris, ”katanya.(*)