Jayapura, Jubi- Kemitraan Kepolisian Federal Australia (AFP) dan Kepolisian Kerajaan Kepulauan Solomon (RSIPF), Program Kemitraan Pemolisian RSIPF-AFP (RAPPP), telah meluncurkan Program Keterlibatan Pemuda & Komunitas (YCEP) yang dimulai di Honiara, Ibukota Kepulauan Solomon.
Di bawah program itu, anggota RAPPP mengunjungi sekolah dan masyarakat,terlibat dengan siswa dan pemuda untuk mengidentifikasi isu-isu terkini. Petugas AFP yang bertugas di bawah Pasukan Bantuan Internasional Solomon (SIAF) mendukung hal itu.
“YCEP RAPPP sangat ingin berbagi informasi yang dikumpulkannya dari kunjungan ini dengan RSIPF untuk menginformasikan kegiatan keterlibatan masyarakat di masa mendatang,”demikian laporan solomontimes.com
Sekolah pertama yang dikunjungi adalah St. Nicholas High School dan King George Sixth School. Anggota RAPPP dan SIAF mengunjungi dan mengadakan sesi informasi untuk siswa kelas 6 dan 7 di sekolah tersebut.
Kedua sekolah memiliki sejumlah siswa yang mengajukan beasiswa di Australia dan Selandia Baru. Anggota SIAF menggunakan sesi-sesi tersebut untuk mendidik siswa tentang bagaimana tinggal di Australia dan Selandia Baru. Mereka memberikan wawasan seputar hal itu.
Selama sesi ini, anggota tim YCEP RAPPP memperkenalkan diri mereka ke sekolah-sekolah tersebut. Sejumlah guru dari sekolah-sekolah tersebut mendampingi tim kunjungan.
Siswa juga dapat mengajukan pertanyaan dan belajar tentang hal-hal penting seperti hukum dan kepolisian, kekerasan senjata, cyberbullying, pengalaman polisi, dan banyak lagi.
Anggota tim YCEP, Roy Kimisi, mengatakan mereka juga telah mengunjungi komunitas Choviri dan terlibat dengan pemuda di sana. Kimisi adalah salah satu kontraktor AFP yang terlibat secara lokal.
Dia mengatakan kunjungan mereka ke masyarakat, akan membantu meningkatkan kesadaran pemuda seputar isu-isu penting termasuk” hukum dan kepolisian.”
Kimisi mengatakan RAPPP YCEP juga menggunakan kunjungan masyarakat untuk mendengarkan dan belajar dari para pemuda dan masyarakat. “Penting bagi kami untuk mendapatkan umpan balik itu untuk mengidentifikasi masalah yang akan membantu mencegah dan meminimalkan masalah yang mempengaruhi kaum muda di masyarakat”katanya.
Dia menambahkan kunjungan ke komunitas Choviri memberi mereka kesempatan bertemu dengan para pemimpin komunitas, membahas isu-isu yang disoroti oleh para pemimpin komunitas. Hal ini penting menurutnya, sebagai salah satu yang mempengaruhi kaum muda mereka dan para pemimpin komunitas juga berbagi bagaimana mereka berjuang untuk mengatasi masalah ini.
“Selama kunjungan kami ke Choviri, kelompok pemuda di komunitas memberi kami sambutan tradisional dan setelah acara, kami diundang untuk menari bersama anggota komunitas. Menyenangkan dan menunjukkan semangat kemitraan masyarakat,” kata Kimisi.(*)