Jayapura, Jubi – Komandan Polisi Provinsi Enga, George Kakas menyampaikan permintaan agar 50 kotak suara Pemilihan Umum Papua Nugini yang dicuri di wilayahnya segera dikembalikan. Jika 50 kotak suara itu tidak segera ditemukan, pemungutan suara di sana dinyatakan gagal.
Hilangnya 50 kotak suara itu menjadi persoalan terbaru dalam Pemilihan Umum di Papua Nugini. Provinsi Enga secara resmi ditetapkan sebagai zona pertempuran, setelah personel keamanan di sana diserang kelompok bersenjata. Akibat serangan itu, 10 orang tewas, meskipun tidak ada personil keamanan yang terluka.
“Polisi Enga telah melakukan banyak pendekatan kepada orang-orang yang mereka yakini tahu di mana surat suara itu berada. [Polisi] menutuntut agar surat suara itu diserahkan,” tulis surat kabar Post Courier di Port Moresby, Papua Nugini.
Kakas mengatakan ia telah menerima laporan bahwa sudah ada 14 kotak suara yang dikembalikan dalam keadaan kosong. Akan tetapi, 50 kotak suara lainnya belum ditemukan.
Jalan yang menghubungkan Stasion Laiagam dengan Kota Porgera dan Wabag telah dirusak dengan cara menggali parit yang melintangi badan jalan. Perusakan jalan itu membuat tim pemilihan umum tidak bisa mengakses sejumlah wilayah di sana. Kakas mengatakan jika pelaku pencurian dan penggalian parit itu tidak ditemukan, polisi mempertimbangkan untuk mendakwa dua orang yang mereka yakini terlibat dalam peristiwa itu.
Provinsi Enga merupakan salah satu provinsi dari 20 provinsi di Papua Nugini, terletak wilayah utara dataran tinggi Papua Nugini. Orang Enga disebut Engas, merupakan kelompok etnis mayoritas, dan hanya menggunakan satu bahasa dalam lima distrik di provinsi berpenduduk 500.000 jiwa itu.
Akses ke wilayah tersebut hanya bisa melalui jalan darat dari Gunung Hagen. Sebagian besar wilayah ini berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. (*)
Discussion about this post