Jayapura, Jubi – Para pendukung kandidat saingan di Papua Nugini saling menyerang dengan pisau dan senjata lain di luar stadion utama di Port Moresby. Ini merupakan salah satu pecahnya kekerasan dalam pemilihan umum (Pemilu) terbaru.
Komandan Polisi di ibukota Port Moresby mengatakan kekerasan yang terjadi di dekat Stadion Sir John Guise sangat membahayakan nyawa orang. Dia mengatakan orang yang tidak bersalah harus bisa bergerak bebas tanpa ancaman kekerasan.
Menurut dia detektif telah mengkonfirmasikan bahwa dua pria terluka dalam bentrokan tersebut. Setelah polisi membubarkan perkelahian dan konflik, sebuah kendaraan yang mencurigakan dihentikan dan digeledah telah ditemukan serikat pisau.
Polisi mengatakan telah menahan sembilan pria dewasa penumpang kendaraan dan sebelumnya akan ditangkap serta didakwa.
“Bentrokan ini telah direkam dan difilmkan telah diposting di media social,” kata polisi sebagaimana dilansir oleh https://www.rnz.co.nz/international/pacific-news/471570/authorities-describe-png-violence-as-disturbing-inhuman
Manajer Kota Port Moresby, Ravu Frank, menggambarkan rekaman yang beredar di media sosial sebagai hal yang sangat mengganggu dan tidak manusiawi. Dia meminta semua pihak untuk menggunakan cara yang sah untuk mengatasi keluhan dan ketidakpuasan mereka.
Frank juga meyakinkan penduduk kota dan bisnis bahwa situasinya terkendali dan telah pulih serta normal kembali.
“Situasi sedang dipantau untuk memastikan dan keamanan semua orang tetap terjaga,” katanya.
Dia menambahkan semua tempat penampungan darurat di luar stadion Rita Flyn (Rumah Sakit) dan PILAG (Institut Kepemimpinan dan Tata Kelola Pasifik) telah rusak dan dihancurkan karena hak istimewa yang diberikan disalahgunakan.
Dalam prosesnya, pisau, pentungan, dan senjata ofensif tidak mematikan lainnya telah ditemukan dan disita.
Dia mengatakan tempat penampungan sementara dan berkeliaran tidak akan diizinkan di sekitar pusat perhitungan suara. Untuk pusat perhitungan kursi pusat, dia mengatakan sudah damai dan tertib sehingga status quo akan dipertahankan.
Atas nama pemerintah kota ia meminta maaf kepada rumah bisnis, calon lain, dan warga atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan. Itu hanya yang terbaru dalam pemilu terkait atau kekerasan suku selama pemungutan suara, yang memasuki hari hari terakhir perhitungan, dengan surat perintah diharapkan akan dikembalikan pada Jumat (29/7/2022) mendatang.
Selain itu menurut laporang The National kekerasan lebih lanjut antar suku suku yang bertikai di dekat Porgera telah merenggut tujuh nyawa, dan ini telah menjadikan jumlah korban tewas di sana menjadi 25 jiwa dalam seminggu. (*)
