Jayapura, Jubi- Pemilihan Umum di Fiji pada 2018 memperoleh 10 anggota perempuan dalam Parlemen Nasional di Suva Fiji. Pemilu Fiji pada 14 Desember 2022 Nanti tercatat sebanyak 300 kandidat saling bersaing untuk merebut suara rakyat dalam 55 kursi anggota parlemen.
Kandidat perempuan dari Partai Buruh Fiji, Partai Federasi Nasional, Aliansi Rakyat, SODELPA dan Persatuan Fiji telah menyuarakan keprihatinan tentang tingkat kekerasan berbasis gender di Fiji. Mereka mengatakan dari masing-masing partai memiliki kebijakan yang akan mengatasi masalah ini.
Hal ini dikatakan para kandidat saat menanggapi pertanyaan dari Vijay Naraya selama debat kandidat di Fijivillage Straight Talk, Kamis (8/12/2022) malam sebagaimana dilansir jubi.id dari laman Fijivillage.com
Kandidat NFP, Lenora Qereqeretabua mengatakan visi mereka untuk keselamatan domestik dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan adalah melalui kemitraan dengan LSM dan kelompok, yang telah bekerja di bidang terkait kekerasan dalam rumah tangga. “Kami tidak bekerja melawan mereka seperti yang cenderung dilakukan oleh Pemerintah ini,”katanya.
Dia mengatakan mereka juga ingin melakukan ini melalui undang-undang yang ditargetkan, keterlibatan masyarakat dan dukungan untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga serta pelecehan terhadap perempuan dan anak.
“Kita membutuhkan dukungan pemerintah yang kuat untuk advokasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),”kata Qereqeretabua.
Selain itu Wakil Pemimpin Aliansi Rakyat, Lynda Tabuya berpendapat ada kebutuhan untuk terus mendidik pria dan anak laki-laki tentang bagaimana menghormati kaum perempuan. “Membesarkan anak laki-laki sehingga mereka tidak beralih ke pornografi atau penyalahgunaan zat tetapi menemukan cara yang berarti untuk mengisi waktu mereka,”kata Tabuya.
Lebih lanjut Tabuya mengatakan keluarga berencana harus tersedia untuk perempuan dan ada kebutuhan untuk membawa kembali program di mana perempuan memiliki pilihan.
Dia mengatakan perempuan perlu diberdayakan terkait Usaha Keluarga Mandiri (UKM) dan bisnis berbasis rumahan yang terjadi dan terlihat booming selama COVID.
Tabuya mengatakan telah ada pemutusan hubungan bagi mereka yang telah keluar dari COVID karena belum benar-benar ada program untuk membawa mereka ke tingkat berikutnya. Dia menambahkan sebagai Pemerintah mereka akan berkomitmen untuk memberdayakan bisnis untuk naik ke tingkat berikutnya.
Hal ini penting kata Tabuya sehingga mereka tidak hanya berurusan dengan perawatan yang tidak dibayar. “ Mereka juga memiliki bisnis yang dapat mereka jalankan dari rumah untuk mempertahankan pendapatan kedua bagi keluarga mereka,”tambahnya seraya menambahkan perlu juga menanamkan kesempatan kerja yang sama terhadap kaum perempuan.
Tabuya menambahkan sangat bangga berada di partai yang memiliki pemimpin yang telah mengajukan seorang perempuan sebagai Wakil Pemimpin Parta. Dikatakan sangat dibutuhkan advokat pria untuk membela dan menopang perempuan sebagai pemimpin.
Kandidat lainnya dari Unity Fiji Party , Litiana Bulivou mengatakan mereka melihat arus utama gender ke semua sektor Pemerintah sebagai salah satu strategi mereka dan memastikan bahwa kebijakan apa pun yang dibuat akan mencakup kesetaraan sehingga mereka dapat memiliki kesempatan yang sama.
Sedangkan kandidat dari Partai Buruh Fiji, Taina Rokotabua mengatakan mereka percaya perempuan harus memainkan peran aktif penuh dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya dan sosial di Fiji.
Dia mengatakan Fiji Labour Party atau Partai Buruh Fiji akan membentuk Komisi Kesetaraan Gender yang akan berjalan secara independen dari Pemerintah dan bekerja sama dengan LSM.
Rokotabua mengatakan mereka akan meninjau undang-undang yang ada untuk mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan dan gender non-biner dan memastikan undang-undang baru dengan tegas mewakili semua jenis kelamin, termasuk laki-laki.
Pihaknya juga akan memastikan, perempuan di sektor informal dibayar dengan upah menurut undang-undang. Pihaknya percaya pengadilan keluarga harus memiliki sumber daya yang baik, untuk menangani kasus secara efektif agar memastikan adanya kepatuhan dan memperkenalkan layanan mediasi.
Kandidat SODELPA, Ana Rokomokoti mengatakan pemerintah mereka akan menyisihkan $138 juta untuk inisiatif yang telah dibuatnya di bawah portofolio Women, Children and Poverty Alleviation.
Dia mengatakan beberapa inisiatif yang akan mereka buat termasuk proyek pengentasan kemiskinan untuk meningkatkan hibah kepada LSM, meninjau kebijakan pemantauan, membentuk Pengadilan Disabilitas, mendirikan pusat fusi untuk UKM dan kelompok rentan, mempromosikan kepemimpinan perempuan di sektor publik dan Parlemen. Pihaknya juga akan mengadvokasi nol toleransi terhadap kekerasan kepada perempuan atau laki-laki dan memiliki saluran bantuan kekerasan dalam rumah tangga.
Saat menanggapi Rokotabua, Rokomokoti mengatakan SODELPA mengakui bahwa hanya ada dua jenis kelamin, perempuan dan laki-laki.(*)