Fakultas Kedokteran di Papua Nugini hanya hasilkan 45 dokter tiap tahun

Papua Nugini
Rumah Sakit Kudip di Papua Nugini. - Jubi/https://hendersonsinmissions.blogspot.com

Jayapura, Jubi – Populasi penduduk Papua Nugini pada 2022 diketahui mencapai sekitar 9.947.024 jiwa dengan pertumbuhan penduduk pada 2021-2022 mencapai sebesar 1,95 persen atau jika dihitung bertambah sebanyak 170.915 jiwa. Hal ini membuat rasio antara pasien dan tenaga medis tidak seimbang, bahkan kurang dan rendah.

“Jumlah tenaga kesehatan di PNG sangat rendah. Rasio dokter terhadap pasien adalah 1:15.000, dokter gigi adalah 1: 64.000 dan perawat adalah 1:5000. Fakultas Kedokteran Universitas Papua Nugini menghasilkan 45 dokter setiap tahun,” kata Wakil Ketua Dewan Kesehatan Nasional Papua Nugini dan Ketua Otoritas Kesehatan New West Britain, Dr Mathias Sapuri, sebagaimana dilansir dari Medical university ideal: Doc – The National.

Dikatakan, kebutuhan akan lebih banyak tenaga kesehatan tidak dapat diabaikan lagi dan keputusan pemerintah untuk memulai pendanaan untuk universitas kedokteran mandiri adalah langkah maju yang besar.

Wakil ketua Dewan Kesehatan Nasional Papua Nugini, Dr Mathias Sapuri, mengatakan ini sebagai tanggapan atas alokasi dana dalam Anggaran 2023 yang dibahas di Parlemen, Selasa (29/11/2022).

Di bawah Anggaran Modal untuk Sektor Kesehatan, K50 juta telah dialokasikan untuk membangun universitas mandiri untuk bidang medis, yang disebut Universitas Kedokteran PNG.

Artinya, dokter, perawat, dan seluruh kader tenaga kesehatan akan memiliki universitas sendiri untuk pelatihan.

Dr Sapuri mengatakan universitas kedokteran mandiri adalah ide yang telah didorong selama bertahun-tahun.

Dia menekankan selama peluncuran Rencana Kesehatan Nasional (NHP) 2021-2030 tahun lalu bahwa sekolah kedokteran independen akan mengarah pada produksi lebih banyak tenaga kesehatan yang akan berada di garis depan menerapkan NHP.

Dia mengatakan untuk memenuhi permintaan populasi yang terus bertambah, sekitar 200 dokter harus diproduksi dalam setahun, tetapi PNG jauh dari itu dan mendirikan universitas mandiri akan sangat membantu dalam mengatasi tantangan tenaga kerja kesehatan.

Dr Sapuri mengatakan investasi dalam pelatihan dan pembangunan tenaga kesehatan negara itu penting dan memuji pemerintah atas tindakan memperhitungkan anggaran dan menyerukan para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mewujudkannya. (*)

Comments Box
Exit mobile version