Jayapura, Jubi – Pemilihan Umum di Fiji akan berlangsung pada 17 November 2022 mendatang. Australia, India, dan Indonesia akan kembali menjadi ketua bersama Kelompok Pemantau Multinasional Independen untuk Pemilihan Umum atau Pemilu 2022.
“Kerangka acuan ditandatangani tiga negara dan Jaksa Agung dan Menteri Penanggung Jawab Pemilu,” kata FijiFirst General Secretary, Aiyaz Sayed-Khaiyum, Selasa (18/10/2022), sebagaimana dilansir fijivillage.com.
Dia mengatakan negara Australia, India, dan Indonesia juga pernah menjadi wakil ketua pada Pemilihan Umum 2014 dan 2018.
Kuasa Usaha Australia, John Williams mengatakan mereka senang bisa bekerja lagi dengan teman-teman mereka dari India dan Indonesia, untuk bersama-sama memimpin Kelompok Pengamat Multinasional untuk pemilihan.
Dari perspektif Australia, mereka senang untuk terus membangun kemitraan yang sangat kuat dengan Pemerintah Fiji. Menurut dia Fiji menjadi bagian penting dari itu dan akan terus mendukung proses dan sistem demokrasi Fiji termasuk sistem pemilihannya.
Williams mengatakan mereka menantikan untuk mendirikan sekretariat Pemilihan Umum nanti.
Indonesia dan India mengatakan bahwa mereka sangat menantikan untuk bekerja sama dengan Australia setelah adanya undangan dari Pemerintah Fiji.
Sayed-Khaiyum mengatakan tidak ada batasan jumlah pengamat dan mereka telah mengundang berbagai negara yang ingin berpartisipasi. “Kerangka acuan akan tersedia di situs web Kantor Pemilihan Fiji dan sama dengan pemilihan terakhir,” katanya.
Pengawas Pemilu, Mohammed Saneem mengatakan Kelompok Pengamat Multinasional akan mulai bekerja setelah sekretariat siap.
Saneem mengatakan Pemerintah Fiji kemudian akan mengundang pemerintah lain untuk mengirim pengamat untuk berpartisipasi sebagai Kelompok Pengamat Multinasional.
Pemilihan Umum akan berlangsung di Fiji pada 17 November 2022, sebelumnya pada Pemilihan Umum 2018, Partai Fiji First, pimpinan Perdana Menteri petahana Frank Bainimarama kehilangan lima kursi.
Namun Bainirama tetap mempertahankan mayoritas kursi di parlemen. Bainimarama tetap menjabat sebagai pemerintahan mayoritas. Sedangkan Partai Sosial Demokrat Liberal (SODELPA), yang memperoleh enam kursi, terus menjadi oposisi sementara Partai Federasi Nasional mempertahankan tiga kursinya. (*)