Oleh: Edi Weya
Pendidikan di era digital menuntut perubahan gaya kepemimpinan di sekolah agar mampu mengakomodasi perkembangan teknologi dan kebutuhan peserta didik. Di Indonesia, khususnya di Papua, tantangan dalam sektor pendidikan masih sangat besar, mulai dari keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan hingga kesiapan tenaga pendidik dalam mengadaptasi perubahan kurikulum (Saputra, 2025). Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2022, hadir sebagai solusi untuk memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan siswa. Namun demikian, keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka di Papua sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Kepemimpinan transformasional menjadi model yang ideal dalam konteks ini karena mampu memberikan inspirasi, motivasi, serta mendorong inovasi di lingkungan sekolah (Rifa’, 2020). Kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai administrator, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu menyesuaikan kebijakan sekolah dengan tuntutan pendidikan digital di Papua.
Memasuki era Teknologi 5.0, dunia pendidikan dituntut untuk tidak sekadar mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga mengintegrasikannya secara humanis dan berorientasi pada kebutuhan individu (Fricticarani et al., 2023). Konsep Society 5.0 yang diperkenalkan oleh pemerintah Jepang menekankan pemanfaatan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Augmented Reality (AR), dan Big Data untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk dalam sektor pendidikan. Dalam dunia pendidikan, transformasi sistem pembelajaran perlu dilaksanakan secara menyeluruh, agar tidak hanya berlandaskan teknologi tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu, penguatan kecakapan abad ke-21 atau 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration) menjadi sangat penting (Subandowo, 2022).
Di Papua, penerapan teknologi dalam pembelajaran masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan akses internet dan minimnya infrastruktur digital. Oleh karena itu, keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka di era Teknologi 5.0 membutuhkan kepala sekolah yang memiliki visi transformasional—yang mampu menggabungkan teknologi dan kearifan lokal guna meningkatkan kinerja sekolah. Kepala sekolah perlu membangun budaya sekolah yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:
- Penguatan Kompetensi Guru dalam Pemanfaatan Teknologi
Kepala sekolah perlu menyediakan pelatihan dan pendampingan bagi guru dalam penggunaan teknologi digital, seperti Learning Management System (LMS) dan media pembelajaran berbasis digital. Dengan meningkatkan literasi digital guru, proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif, interaktif, dan menarik bagi siswa.
- Pembangunan Infrastruktur Digital Sekolah
Kepala sekolah harus menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk menyediakan infrastruktur digital yang memadai, seperti komputer, akses internet, dan perangkat lunak pendidikan. Ketersediaan infrastruktur yang baik sangat penting dalam menunjang efektivitas proses belajar mengajar.
- Meningkatkan Partisipasi Komunitas Sekolah
Kepemimpinan transformasional mendorong partisipasi aktif dari masyarakat, orang tua, dan organisasi pendidikan dalam mendukung keberhasilan Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu membangun komunikasi yang efektif dan menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
- Mendorong Pemanfaatan Teknologi dalam Evaluasi Pembelajaran
Asesmen berbasis teknologi perlu dioptimalkan untuk memberikan evaluasi yang akurat dan komprehensif terhadap perkembangan peserta didik. Kepala sekolah harus memastikan penerapan asesmen formatif dan sumatif berbasis digital sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka (Kemendikbud, 2022).
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki peran krusial dalam meningkatkan kinerja sekolah, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan digital di Papua. Penguatan kompetensi guru, pembangunan infrastruktur digital, keterlibatan komunitas sekolah, dan inovasi dalam evaluasi pembelajaran menjadi langkah strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Untuk mengoptimalkan kepemimpinan transformasional dalam mendukung Kurikulum Merdeka di Papua, beberapa rekomendasi berikut dapat diterapkan:
- Pemerintah daerah perlu menetapkan kebijakan yang mendukung pengembangan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah secara berkelanjutan.
- Institusi pendidikan perlu memperluas kerja sama dengan dunia industri dan organisasi sosial guna mendukung infrastruktur pendidikan digital.
- Kepala sekolah harus meningkatkan kompetensinya dalam kepemimpinan berbasis teknologi melalui pelatihan dan workshop.
- Sekolah perlu mengintegrasikan teknologi dengan kearifan budaya lokal agar pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna.
Dengan menerapkan prinsip kepemimpinan transformasional, kepala sekolah di Papua dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menciptakan sistem pendidikan yang adaptif dan berkelanjutan.
(Penulis adalah mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Cenderawasih, Jayapura)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!
Luar biasa kk, tetaplah jadi berkat untuk bangsa lebihnya kpd generasi muda Papua. Tuhan Yesus memberkati 😇👏
Luar biasa untuk tulisannya abang, sukses selalu dalam menyelesaikan study magisternya. Semoga ilmu yg dipelajari dapat bermanfaat bagi negeri dan khususnya masyarakat Papua 🙏🏾😇
How can transformational leadership help school principals in Papua successfully implement the Kurikulum Merdeka and bridge digital education gaps? Visit us IT Telkom