Oleh: Gasper Muabuay*
Indo-Pasifik dewasa ini cukup berdinamika–tersebar sebagai mata rantai isu geopolitik di antara negara-negara yang berafiliasi sebagai sekutu, mitra dan sahabat Amerika Serikat (AS) sebagai pencetusnya. Melalui media massa, isu Indo-Pasifik telah tersosialisasi selama beberapa tahun.
Namun, kita barangkali bertanya: apa itu Indo-Pasifik? Oleh sebab itu, penulis mencoba merangkai isu Indo-Pasifik ini, untuk dipahami bersama selanjutnya.
Secara politis Indo-Pasifik dicetuskan dan dinahkodai oleh Amerika Serikat (AS). Cetusan itu dikarenakan hal-hal yang melatarbelakanginya–yang paling strategis-logis, karena secara geografis AS memiliki teritorial daratan, lautan, pulau, negara bagian (hunian dan pangkalan militer) di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia di kawasan Indo-Pasifik.
Kawasan itu saling terhubung secara maritim antarbenua di Asia daratan, Jepang, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik dan benua Australia. Meliputi negara-negara maju tertentu yang merupakan sahabat politis, ekonomi dan pertahanan AS, seperti, Jepang, India, Australia, Korea Selatan, dan Kanada.
Termasuk negara-negara lainnya dalam kawasan, seperti Indonesia dengan kelompok ASEAN, negara-negara Asia Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, Afrika Timur, Madagaskar, Papua Nugini dan kelompok Melanesian Spearhead Group (MSG) plus negara-negara Kepulauan Pasifik.
Dengan alasan itu, selaku leader-nya, AS menggunakan tema Indo-Pasifik, untuk mengkoordinasikan berbagai agenda isu strategisnya, melalui kerja sama antarnegara, sekaligus untuk memperkokoh pengaruhnya sebagai negara adidaya di zona maritim ini.
Sehubungan itu, mengingat AS punya jejak sejarah masa lalu sebagai negara adidaya atas keamanan dunia atau polisi dunia pasca-Perang Dunia II di wilayah Indo-Pasifik yang memperkuat klaimnya.
Di sisi lain, konsep Indo-Pasifik juga menghadapi kontra-konsepsi geopolitik dari China sebagai negara adidaya dari benua Asia, yang juga unjuk gigi dengan menjalankan konsep-praktis geopolitik-ekonominya sendiri, yakni Silk “Belt and Road Initiative” (BRI) atau jalur sutera BRI melalui program Global Development Initiative (GDI).
Dalam sejarahnya, ada dua jalur perdagangan sutera China.
Pertama, jalur sutera BRI kuno adalah jalur perdagangan, budaya dan kontak politik yang meliputi China hingga Eropa.
Namun, ada ceceran kecilnya hingga ke Asia-Pasifik, termasuk Nusantara (Indonesia) dan misalnya Papua di wilayah adat Saireri di Kepulauan Yapen, Teluk Cenderawasih.
Kedua, jalur sutera BRI modern pada abad 21 yang mencakup bagian Afrika, kepulauan Madagaskar, Timur Tengah, Asia Selatan-Timur-Tenggara hingga Kepulauan Pasifik.
Di tengah persaingan global konsepsi geopolitik itu, kedua negara ini pun bersaing dalam banyak aspek, seperti ekonomi, keuangan, perdagangan; elektronik, teknologi digital, komunikasi, ruang angkasa, industri ekosistem kendaraan ramah lingkungan (electric vehicle), dan sebagainya.
Khusus terkait gagasan Indo-Pasifik AS itu, sejatinya telah terkonsepsi jauh sebelumnya, dan berasal dari pemikiran ahli-ahli lingkungan di lembaga lingkungan hidup internasional. Merekalah pencetus konsep Indo-Pasifik dengan sebutan “Ecozone Biogeografis Bahari” dunia.
Pulau Papua dalam wilayah kepulauan Indonesia, termasuk di dalam kawasan bagian tengah biogeografis itu. Terdata dalam ekoregion itu, “pesisir utara Papua” dan “dangkalan Sahul” di laut Arafura.
Sehingga dengan pemetaan versi lingkungan tersebut, maka pulau Papua adalah satu bagian strategis dalam “ekoregion” biogeografis bahari dunia itu. Siapa pencetus dari lembaga lingkungan internasional itu?
Sejarah awal tercetus
Konsepsi Indo-Pasifik sehubungan isu geopolitik Indo-Pasifik di atas, sejatinya jauh sebelumnya oleh pihak-pihak berkepentingan di luar entitas politis, telah menarasikan konsepsinya. Yang dengan jelas mendeklarasikan istilah Indo-Pasifik adalah para ahli lembaga lingkungan hidup internasional.
Secara ringkas, berikut sejarah dan maknanya sesuai rangkuman penulis dari berbagai sumber. Dilansir dari Wikipedia dan sumber terkait tentang konsep Indo-Pasifik, kita bisa tahu.
Bahwa para ahli yang memetakan menjadi tiga ekozone “biogeografis bahari” dunia, yaitu dua lembaga filantropis/nirlaba lingkungan internasional, yang berafiliasi dengan Eropa dan Amerika.
Mereka adalah World Wide Fund for Nature (WWF) dan The Nature Conservation (TNC). Tiga ekoregion itu adalah Indo-Pasifik bagian barat, tengah, dan timur.
Indo-Pasifik barat, meliputi Laut Merah dan Teluk Aden, Pesisir Somalia dan Arabia, Samudra Hindia bagian barat (pantai timur Afrika, Madagaskar, Seychelles, Maskarena dan sekitarnya), pesisir India bagian barat dan selatan (termasuk perairan Srilanka), Samudera Hindia bagian tengah (Kepulauan Maladewa dan Chagos), Teluk Benggala, dan Andaman, yang meliputi Kepulauan Andaman, Nikobar, dan pesisir barat Sumatera.
Indo-Pasifik bagian tengah, mencakup Laut Cina Selatan, Dangkalan Sunda, pesisir selatan Jawa (hingga Pulau Christmas dan Cocos–Keeling), Kurosyiwo selatan, Pasifik tropis barat laut, segitiga karang bagian barat (Palawan dan Filipina timur, Laut Sulawesi/Selat Makassar, Nusa Tenggara, Laut Banda, Halmahera, Sulawesi timur laut, hingga ke pesisir utara Papua), Segitiga karang bagian timur (Kepulauan Solomon, Kepulauan Bismarck, pesisir tenggara Papua Nugini), Dangkalan Sahul (Teluk Papua, Laut Arafuru), Dangkalan Australia timur laut (Selat Torres, Karang Penghalang Besar), Dangkalan Australia barat laut, Pasifik tropis barat daya, dan Pulau Norfolk dan Lord Howe.
Sedangkan Indo-Pasifik bagian timur, menjangkau Hawaii, Kelompok Kepulauan Marshall, Polinesia tengah, Polinesia tenggara, Kepulauan Marquesas, dan Pulau Paskah.
Pembagian ini pun untuk kepentingan konservasi alam, yang berbasis pada kesamaan karakter dan lingkungan yang baik, untuk perkembangan kehidupan.
Sedangkan pemaknaan dari penggunaan dua kata, “Indo dan Pasifik” sehubungan dengan zona-zona di atas yang bila diartikan; “Indo” adalah kawasan yang secara geografis terhubungkan oleh laut Samudera Hindia di pesisir zona benua Asia, dari tenggara, selatan–timur tengah, hingga pulau Madagaskar dan pantai timur Afrika sekitarnya.
Sedangkan “Pasifik” adalah kawasan yang terkoneksi oleh laut Samudera Pasifik, meliputi sebagian wilayah Asia Tenggara (Indonesia+ASEAN – Asia Timur+Utara, Pasifik Barat+Utara, Australia hingga kepulauan Pasifik plus Guam-Hawaii-AS, kepulauan Polinesia dan sekitarnya.
Secara maritim kedua samudra terluas dunia Hindia-Pasifik ini, berkonstelasi langsung antara selat-selatnya, sehingga disebut Indo-Pasifik. Inilah ringkasan mengenai konsepsi awal Indo-Pasifik. Bersambung. (*)
*Penulis adalah pemerhati isu sosial, tinggal di Papua