Oleh: Benediktus Bame*
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar pilkada serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya. Ini merupakan momentum bagi masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpinnya–gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan wali kota/wakilnya.
Pilkada langsung merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat, guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu dan pilkada secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara pemilu yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas.
Pilkada dihelat sekali dalam lima tahun. Melalui pilkada, masyarakat diarahkan kembali untuk melihat, mengevaluasi dan menentukan pemimpin pilihannya.
Pemilu merupakan salah satu elemen terpenting untuk merawat kedaulatan rakyat, karena meletakkan rakyat sebagai titik utama yang memegang kedaulatan primer. Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa (Frans Magnis Suseno).
Dalam pemilu, masyarakatlah yang memiliki kekuasaan tertinggi untuk melihat figur terbaik ke depan. Pilkada harus dijalankan secara aman dan damai.
Kita juga mengetahui bahwa Indonesia sendiri menganut negara demokrasi konstitusional–kedaulatan berada di tangan rakyat, tetapi dilaksanakan sesuai supremasi hukum.
Artinya, pilkada ini diatur dalam Undang-Undang Pemilu yang wajib kita patuhi. Bukan malah melanggar hukum untuk merebut kekuasaan. Pepatah Latin menyebutkan Vox Populis Vox Dei (suara rakyat adalah suara Tuhan).
Jadi, pemilu juga harus berlangsung damai. Tak ada kamus yang digunakan kecuali penyelenggaraan pemilu ditopang kedamaian dalam proses dan pasca pelaksanaannya.
Terlalu mahal ongkos sosial dan ekonomi yang harus dikorbankan oleh Kabupaten Maybrat jika pemilu jauh dari suasana kedamaian. Rakyat juga tak suka pemilu berbalut chaos. Jangankan itu, gaduh pun sudah cukup menyita kedamaian pemilu.
Beberapa media mengeluarkan catatan bahwa wilayah yang dianggap rawan konflik dalam pilkada di Papua adalah Kabupaten Nduga, Paniai, dan Intan Jaya di Provinsi Papua Tengah; Pegunungan Bintang dan Yahukimo di Papua Pegunungan, serta Maybrat di Papua Barat Daya.
Di Maybrat masyarakat sarat menggunakan politik identitas; jauh lebih tinggi dibanding politik rasional atau memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, kualitas dan visi-misi bakal calon. Kita mengharapkan pilkada di Maybrat kali ini berjalan sesuai dengan asas demokrasi yang berlaku di tanah air.
Untuk menciptakan pemilu yang damai di Kabupaten Maybrat perlu adanya peran dari penyelenggara secara serius dan seluruh stakeholder, untuk terlibat menjaga keberlangsungan pemilu yang aman dan damai.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga perlu memperhatikan postingan terkait pilkada yang tersebar di media sosial seperti facebook, instagram, tiktok, twitter, dan lain-lain. Jika postingan bernada rasis dan ujaran kebencian dibiarkan, maka bukan tidak mungkin akan mengakibatkan konflik horizontal.
Saat momen pilkada, sebagian besar pengguna media sosial rentan menggunakan akun palsu. Mereka terlibat dalam kampanye saling serang terhadap bakal-bakal calon tertentu. Tim Siber Polri juga perlu memantau akun-akun seperti itu.
Maybrat harus menunjukkan kualitas pemilu kali ini, sebagai kabupaten yang sukses menjalankan pemilu damai di Provinsi Papua Barat Daya. Banyak orang Maybrat yang hebat dan memiliki jam terbang tinggi.
Generasi milenial Maybrat juga harus menunjukkan kualitasnya dalam pilkada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Pilkada sebelumnya menjadi acuan dan pelajaran berharga bagi kita semua. Saling olok, fitnah, dan penyebarluasan hoaks di media sosial justru berujung terjadinya keterbelahan atau polarisasi masyarakat di dunia nyata.
Meski pemilu telah selesai, rasa permusuhan dan saling caci masih saja terjadi hingga kini. Untuk menghindari semua ini perlu ada komitmen dari tim sukses setiap bakal calon.
Dalam politik memang tidak ada lawan yang abadi, kawan yang abadi hanyalah kepentingan. Dari pengalaman pilkada Maybrat sebelumnya banyak menelan korban pembakaran rumah, pembunuhan hanya karena fanatik terhadap bakal calon tertentu. Hal ini perlu kita hindari, agar tidak terjadi hal-hal yang demikian di Pilkada 2024 ini.
Beda pilihan itu wajar karena beda kepentingan, tetapi keluarga adalah segalanya, menjaga persaudaraan, menjaga keutuhan, menjaga kebersamaan tentunya kita saling menjaga. “Ko dan sa bagaikan tangan dan mata; saat tangan terluka, matalah yang menangis, saat mata menangis tanganlah yang menghapusnya.” Itulah wujud nyata dari kekeluargaan kita.
Belakangan terjadi saling serang antarpendukung, dan informasi hoaks terus menghantui masyarakat. Kita sangat mengkhawatirkan konflik akan terjadi sebelum pencoblosan pada 27 November 2024. Mengapa pendukung saling serang, padahal bakal calon tetap santai?
Ada empat bakal calon dalam Pilkada Maybrat 2024. Mereka adalah putra/i terbaik dari Maybrat. Keempat bakal calon tersebut adalah MaMa (Marthen Howay dan Manfred Mate), Musa (Karel Murafer dan Fernando Solossa), Korza (Kornelius Kambu dan Zakeus Momau), dan pasangan Ra Ati (Agustinus Tenau dan Terianus Isir).
Mereka ini memiliki rekam jejak masing-masing; eks birokrat dan politisi. Mereka adalah orang Maybrat. Maka, in democracy, your vote is your voice. Make it count in the 2024 elections (Dalam demokrasi, suaramu adalah suaramu. Jadikan itu berarti dalam pemilu 2024). Kita harus buktikan bahwa suara kita itu mahal dalam menentukan pemimpin Maybrat.
Kita berharap dengan semangat kebersamaan dan persatuan, kita menjaga pemilu yang damai. Indonesia saat ini menjadi negara yang disegani, baik di kawasan Asia, maupun kawasan lainnya. Maka, mewujudkan pemilu damai sebagai upaya mempertahankan posisi Indonesia di mata dunia.
Masyarakat Indonesia, dan Maybrat khususnya, harus berkontribusi bagi keberlangsungan pemilu damai di Papua Barat Daya. Maybrat harus bisa menunjukkan yang terbaik bagi nasional dan internasional atas terciptanya pemilu yang damai.
Koalisi damai untuk Pilkada Maybrat
Dalam rangka menuju pilkada yang damai, perlu ada gerakan bersama yang sepaham dan sejalan. Kita bisa membentuk satu koalisi damai untuk pilkada Maybrat.
Koalisi tersebut mulai dari penyelenggara KPU dan Bawaslu, TNI/Polri, KNPI, Cipayung, dan organisasi kepemudaan lainnya. Koalisi ini tentu berkampanye untuk edukasi pemilu secara kontinu dan stop hoaks.
Generasi Maybrat harus menjadi garda terdepan dalam kampanye pilkada damai, selain mengkampanyekan bakal calon masing-masing. Kita hindari konflik untuk pilkada yang damai dan bermartabat.
Persaudaraan adalah modal penting meski beda pilihan. Kita harus memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan rekam jejaknya.
Dengan demikian, beberapa catatan perlu dipertimbangkan:
Pertama, masyarakat, pemuda, mahasiswa, dan ASN berkomitmen untuk menjaga pemilu damai, dan menjauhi segala ujaran kebencian;
Kedua, penyelenggara pemilu (Bawaslu, Panwas, KPU, PPD, PPS, KPPS, PPL) tetap mengontrol setiap aturan dan tegas memberikan sanksi jika ada yang keluar dari jalur untuk berpihak pada bakal calon tertentu. Kita sudah disumpah untuk menegakkan aturan, agar bersedia melaksanakan pemilu damai;
Ketiga, TNI/Polri harus memetakan daerah rawan di Maybrat, patroli dan terus mengontrol situasi kamtibmas, agar masyarakat merasa nyaman dan bisa datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya;
Keempat, seluruh elemen masyarakat Maybrat jauhi hoaks, propaganda dan saling sikut. Kita tetap menjaga asas kekeluargaan sebagai wujud keluarga besar Maybrat di tanah air.
Pilkada ini datang lima tahun sekali, kekeluargaan kita sudah ada sejak leluhur kita ada di Maybrat. Jangan karena kepentingan sekelompok kita dipecah-belahkan. Ingat seperti apapun dia, semegah apapun pemilu kita tetap sebagai masyarakat. (*)
*Penulis adalah mahasiswa Magister Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Uncen Jayapura, Ketua Presidium PMKRI Cabang Jayapura Periode 2017-2018, Pengurus Pusat PMKRI Santo Thomas Aquinas Periode 2020-2022
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!