Jayapura, Jubi – Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia atau POBSI Papua masih menunggu tanggapan dan dukungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua untuk mempersiapkan pebiliarnya menuju Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI di Aceh – Sumatera Utara. Mereka membutuhkan dukungan KONI Papua untuk memberangkatkan tiga pebiliar yang telah lolos PON.
POBSI Papua meloloskan tiga pebiliarnya ke PON XXI Aceh – Sumatera Utara melalui babak kualifikasi atau Pra-PON yang digelar pada tahun 2023. Ketiga atlet itu adalah James Lengkang (nomor Carom), Yansen Meokbun (nomor Snoker) dan Agus Miage nomor Pool.
Sekretaris umum POBSI Papua, Robby Febriansyah menyatakan seharusnya Tim Biliar PON Papua diprioritaskan, karena tampil kompetitif pada PON XX Papua 2021. “Kami berharap [dukungan KONI Papua]. Pada PON XX tahun 2021 lalu, kami [menduduki] peringkat keempat cabang olahraga biliar,” kata Robby.
Menurut Robby, hingga pekan ketiga Juni pihaknya belum menerima kucuran dana dari KONI Papua untuk mematangkan persiapan menuju PON XXI Aceh – Sumatera Utara. Akhirnya, ketiga atlet yang telah lolos PON berlatih secara mandiri, dengan dukungan pembiayaan dari Ketua POBSI Papua, Samuel Berhitu.
“Dengan belum adanya pembiayaan dari KONI, sementara ini kami masih ditopang Ketua POBSI Papua. Untuk latihan secara mandiri pun [ketiga atlet kami mengandalkan] dukungan Ketua [POBSI],” katanya.
Robby menuturkan, tiga atlet mereka masih berlatih secara mandiri. James Lengkang berlatih di Manado, Sulawesi Selatan, sementara Yansen Meokbun dan Agus Miage berlatih di Kota Jayapura, Papua. “Atlet kami sementara ini masih berlatih secara mandiri,” ujarnya.
Pelatih tim biliar Papua, Stenly Lohy mengaku tidak adanya kucuran dana dari KONI Papua membuat persiapan pebiliar Papua tidak maksimal. Yansen Meokbun yang akan bertanding di nomor Snoker misalnya, tidak bisa berlatih dengan baik, karena di Kota Jayapura tidak ada meja snoker.
“Untuk nomor Snoker, [Yansen Meokbun] terkendala tidak adanya meja [snoker] di Kota Jayapura. [Meja snoker] adanya di Timika, di arena biliar PON XX Papua. Sementara atlet yang satu lagi [Agus Miage] tempat tinggalnya jauh dari tempat latihan, dan harus didukung [biaya] transportasinya,” kata Stenly.
Ia menyatakan Tim Biliar PON Papua sangat membutuhkan dukungan KONI Papua, agar persiapan ketiga pebiliarnya bisa berjalan maksimal. “Biliar itu kan cabang olahraga prioritas. Bagaimana kami mau [meraih] posisi di lima besar PON XXI kalau kondisi kami seperti begini,” katanya.
Pebiliar senior Papua, James Lengkang yang saat ini berusia 61 tahun mengatakan ia tetap mempersiapkan dirinya untuk tampil dalam PON XXI Aceh – Sumatera Utara. Akan tetapi, James mengaku belum berlatih secara intens.
“Karena belum ada action dari KONI Papua, saya hanya sebatas berlatih ringan saja. Kalau cuma persiapan, ada sih ada, tapi tidak begitu intens. Kami masih ragu apakah KONI Papua nanti bisa memberangkatkan kami [ke PON XXI] atau tidak,” kata James Lengkang.
Soal Target
Pada perhelatan PON XX Papua 2021 lalu, para pebiliar POBSI Papua meraih dua medali emas, tiga medali perak, dan sembilan medali perunggu. Prestasi itulah yang mengantar Tim Biliar PON Papua menempati peringkat keempat klasemen cabang olahraga biliar PON XX Papua.
POBSI Papua ingin mengulangi keberhasilan itu dengan mencetak prestasi dalam PON XXI Aceh – Sumatera Utara. POBSI Papua berharap pebiliar James Lengkang bisa kembali merebut medali emas nomor Carom.
Sekretaris POBSI Papua, Robby Febriansyah menyatakan di atas kertas James berpeluang besar meraih medali emas, karena James sendiri merupakan atlet senior yang berulang kali mendulang medali PON. Akan tetapi, Robby tidak ingin muluk-muluk bicara target medali.
“James Lengkang itu masih jadi andalan kami di Tim Biliar Papua. Target kami, semua bisa masuk final dulu,” kata Robby.
Pelatih Stenly Lohy juga tidak secara jelas menyebut target medali Tim Biliar PON Papua dalam PON XXI. Namun dirinya optimistis atletnya bisa memberikan prestasi terbaik. “Walau dengan kondisi belum maksimalnya progres latihan atlet, kami di sini tetap optimistis,” kata Stenly.
James juga masih enggan bicara soal target. Menurutnya, hal tersebut tidak relevan dengan kondisi Tim Biliar PON Papua yang harus berlatih dengan berbagai keterbatasan.
“Kalau bicara soal target sih, agak susah saat ini. Kan dari KONI juga belum ada action. Tetap ada persiapan [dari kami], tapi kalau soal target nanti saja lah, jangan bicara soal target dulu. Tidak seimbang soalnya, tidak ada persiapan intensif tapi mau bicara target,” kata James.
PON XXI Aceh – Sumatera Utara akan menjadi PON yang kesembilan bagi James Lengkang. Ia ingin PON itu berkesan dalam kariernya. “Selama ini saya berlatih dengan dukungan dari Ketua POBSI Papua,” ujarnya.
Skenario Terburuk
Merasa yakin dengan predikat “cabang olahraga prioritas, Tim Biliar PON Papua tak khawatir dengan adanya wacana pemangkasan kuota atlet Kontingen PON Papua. POBSI Papua tetap yakin jika Tim Biliar PON Papua akan secara utuh diberangkatkan ke PON XXI Aceh – Sumatera Utara.
Namun, tidak adanya kepastian anggaran Pemerintah Provinsi Papua kepada KONI Papua membuat POBSI Papua mengantisipasi kemungkinan terburuk. Salah satu skenario terburuk itu adalah POBSI Papua terpaksa mencari uang sendiri untuk membiayai keberangkatan James Lengkang, Yansen Meokbun, dan Agus Miage ke PON XXI.
“Atlet kami hanya tiga yang akan diberangkatkan. Masalahnya, kemarin kan [kami] mutlak harus ikut Pra-PON, dan kami sudah meloloskan atlet. Kemungkinan terburuknya, kami akan memberangkatkan atlet secara swadaya,” kata Robby.
Ia tak mau membuat malu Papua, yang merupakan tuan rumah PON XX Papua 2021. “Ini sudah tinggal dua bulan lagi menuju PON XXI. Kita habis jadi tuan rumah [PON XX], kok nanti malah kita tidak berangkat [PON XXI],” sebutnya.
Apa pun situasinya, POBSI Papua menargetkan untuk menggelar pemusatan latihan tahap akhir Tim Biliar PON Papua di Jawa. Pemusatan latihan di Jawa dinilai penting, karena memudahkan upaya mematangkan persiapan ketiga atlet, dan mempermudah akses atlet menuju Sumatera.
“Kalau belum ada kejelasan dari KONI [Papua], satu bulan sebelum PON XXI [kami] harus berangkatkan atlet kami ke Jawa. Jadi nantinya [para atlet akan] berangkat ke PON XXI dari Jawa,” ujar Robby.
Stenly Lohy juga mengungkapkan pemusatan latihan Jawa harus dilakukan agar ketiga atlet dapat beradaptasi dengan jenis meja yang akan digunakan dalam PON. “Satu bulan sebelum PON, [kami] memang rencana akan ke Pulau Jawa, supaya atlet kami bisa beradaptasi dengan jenis meja yang akan digunakan pada pertandingan [PON XXI]. Karena, jenis meja di setiap [kompetisi] itu berbeda-beda karakternya,” kata Stenly. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!